Sukses

Kalah dari Vietnam, RI Jadi Produsen Kopi Terbesar Ke-3 Dunia

Indonesia tercatat sebagai negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia, setelah Brasil dan Vietnam.

Indonesia tercatat sebagai negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia, setelah Brasil dan Vietnam. Menteri Perindustrian M S Hidayat menuturkan Indonesia akan terus mengembangkan produksi dan konsumsi kopi nasional baik untuk konsumsi dalam negeri maupun untuk diekspor.

Menurut Hidayat, pengembangan industri pengolahan kopi dalam negeri memiliki prospek yang baik karena luas lahan perkebunan kopi di Indonesia sendiri mencapai 1,3 juta hektare (ha) dengan rincian 1 juta ha untuk perkebunan robusta dan 0,3 ribu ha untuk perkebunan arabika.

"Pengembangan industri kopi nasional saat ini baru mampu menyerap sekitar 298 ribu ton per tahun (40%), produksi kopi dalam negeri dan sisanya sebesar 450 ribu ton (60%) masih diekspor dalam bentuk biji," ujar Hidayat di Gedung Kementerian Perindustrian, Selasa (25/6/2013).

Sementara itu produktivitas tanaman kopi di Indonesia sendiri baru mencapai 700 kg biji per ha per tahun untuk jenis kopi robusta dan 800 kg biji kopi per ha per tahun untuk arabika.

Peningkatan produksi sangat mungkin terjadi mengingat Indonesia sendiri memiliki berbagai jenis kopi spesial yang telah terkenal di dunia seperti Gayo Coffe, Mandailing Coffe, Lampung Coffe, Java Coffe, Kintamani Coffe, Toraja Coffe, Bajawa Coffe, Wamena Coffe serta Luwak Coffe.

Saat ini konsumsi kopi masyarakat Indonesia sendiri rata-rata baru mencapai 1,2 kg per kapita per tahun. Ini masih tergolong rendah bila dibandingkan negara-negara pengimpor kopi lain seperti USA yang mencapai 4,3 kg, Jepang 3,4 kg, Australia 7,6 kg, Belgia 8 kg, Norwegia 10,6 kg dan Finlandia 11,4 kg per kapita per tahun.

"Tetapi pertumbuhan konsumsi produk kopi olahan di dalam negeri meningkat rata-rata 7,5% per tahun," katanya.

Lebih lanjut, Hidayat berharap industri pengolahan kopi dapat melakukan diversitifikasi produk kopi tidak hanya sebagai minuman tetapi dikembangkan dalam berbagai jenis produk seperti untuk perawatan kecantikan (lulur), pharmasi, essen makanan dan mengembagkan usaha coffe shop di berbagai kota di Indonesia.

"Tuntutan konsumen kopi dunia yang ingin produk-produk kopi back to nature seperti kopi organik dan kopi specialty juga harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya," tandas Hidayat. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.