Harga Emas Masih Terus Dibayangi Tekanan

Harga emas masih berada dalam kondisi tertekan seiring dengan membaiknya data-data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang dirilis semalam seperti data pesanan barang tahan lama (durable goods orders), data penjualan rumah baru (new home sales) dan data tingkat keyakinan konsumen (CB consumer confidence).

"Data-data ini dirilis lebih bagus dari prediksi pasar. Data-data ekonomi AS yang bagus mendukung spekulasi pengurangan stimulus moneter bank sentral AS," kata Head Research and Analyst Monex PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dalam ulasannya, Rabu (26/6/2013).

Data tingkat keyakinan konsumen AS di bulan Juni melonjak ke level tertinggi dalam 5 tahun sementara data penjualan rumah baru untuk keluarga tunggal naik ke level tertinggi dalam hampir 5 tahun di bulan Mei.

Sementara itu, pembelian fisik emas yang biasa meninggi signifikan saat harga emas terjun ke level rendah, tidak nampak di pasar. Isu kurangnya likuiditas di China nampaknya menurunkan sentimen pembelian fisik ini.

"Permintaan dari India juga jatuh karena pemerintah setempat menaikan pajak impor emas yang mengurangi minat individu membeli emas," jelas dia.

Ariston menuturkan, harga emas kini berada di kisaran US$ 1.250  per ounce. Potensi rebound kemungkinan terbatas hingga US$ 1.261- US$ 1.265 per ounce. Sementara tekanan lanjutan ke bawah masih mungkin menguji level terendah hari ini US$ 1.243 per ounce, support selanjutnya di US$ 1.210 per ounce. (Ndw)