Sukses

Kondom Meong Bergerigi RI Paling Laku di Negara-negara Arab

RNI mencatat kapasitas produksi pabrik kondom bisa mencapai 900 ribu gross per tahun. Sebesar 85% ditujukan untuk pasar ekspor.

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) terus memacu bisnis farmasi dan alat kesehatan dengan rutin memproduksi kondom bermerek 'Meong'. Saat ini, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah kebanjiran permintaan jenis kondom bergerigi ke luar negeri, khususnya Timur Tengah.  

Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro mengaku, produk kondom Meong diproduksi langsung melalui salah satu sayap usahanya PT Mitra Rajawali Banjaran (MRB).  Perusahaan ini diklaim merupakan produsen kondom tertua di Indonesia dan berbasis di Bandung, Jawa Barat.

Produk kondom RNI tersebut sudah menjamah pasar mancanegara dengan banderol harga Rp 4.000 untuk satu kotak yang berisi tiga buah.

"Kapasitas produksi di pabrik kondom MRB mencapai 900 ribu gross per tahun," ucap dia usai peluncuran produk daging kemasan 'Raja Daging' di Jakarta, Rabu (26/6/2013).

Ismed menjelaskan, saat ini produk kondom yang paling laris di pasar internasional adalah jenis bergerigi dengan total ekspor menembus 200 ribu gross setiap tahun. "Kami ekspor ke negara Timur Tengah, Afrika dan Iran," ujarnya.

Sementara untuk pasar domestik, lanjut dia, order kondom datang dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebesar 450 ribu gross per tahun. Sementara untuk penjualan ritel setiap tahun hanya sekitar 50 ribu buah per tahun.

"Jadi memang pangsa pasar kami untuk produk kondom di pasar dometik masih sekitar 15%," papar dia.

Demi menggenjot produksi kondom dan penjualan, Ismed menambahkan, MRB bakal menjadi unit usaha dari anak usaha RNI yang lain, PT Phapros. Rencana penggabungan MRB dengan perusahaan farmasi yang memproduksi obat anti mabuk 'Antimo' rencananya akan berlangsung mulai tahun depan.

"Ini bagian dari akuisisi internal, sehingga selain memproduksi alat kesehatan berupa kondom dan jarum suntik, nantinya akan membuat sarung tangan untuk keperluan dokter, masker, penutup kepala sampai pakaian di rumah sakit," tukasnya.

Dia berharap, penjualan kondom dan jarum suntik hingga akhir tahun 2013 bisa bertumbuh 10% dari tahun lalu yang tercatat sekitar Rp 15 miliar. Sedangkan MRB sendiri masih membukukan kerugian pada 2012 sebesar Rp 3,5 miliar.(Fik/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini