Sukses

Harga Terus Merosot, Saatnya Tinggalkan Emas

Daya tarik emas semakin memudar. Investor sebaiknya mulai mendiversifikasikan investasinya ke dolar AS dan pasar saham.

Harga emas sempat anjlok di bawah US$ 1.200 per ounce pada pekan ini, merosot ke level terendah dalam hampir tiga tahun terakhir.  Membaiknya data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang melebihi estimasi para analis menjadi penyebab memudarnya daya tarik emas sebagai aset pencetak uang.

Meski, pada penutupan perdagangan pekan ini harga emas berbalik naik (rebound), namun secara kuartalan harga logam mulia masih mengalami penurunan yang paling tajam.

Seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (29/6/2013), kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus naik US$ 12,1 menjadi US$ 1.223,7 per ounce. Angka itu masih meninggalkan emas dengan kerugian lebih dari 23% sepanjang kuartal II 2013, yang merupakan penurunan kuartalan paling sejak awal perdagangan emas Comex pada 1975.

Analis mengatakan, permintaan emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi sebenarnya telah memudar menyusul sinyal dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk menghentikan program stimulus moneter.

Faktor pendorong tradisional permintaan emas telah melemah atau terbalik dalam beberapa bulan terakhir. Status emas sebagai save haven telah dirusak oleh terus melemahnya harga logam mulia dan volatilitas di pasar yang mencerminkan keyakinan baru terhadap dolar AS.

Menurut Analis Megagrowth Futures Wahyu Tri Laksono, dalam kondisi terus melemahnya harga emas, investor disarankan untuk wait and see.  Tinggalkan emas untuk sementara waktu, dan alihkan investasi ke dolar Amerika Serikat dan pasar saham.

"Kalau bisa investasi di aset lain yang sedang naik seperti dolar AS dan saham," tutur dia saat berbincang dengan Liputan6.com.

Wahyu menuturkan, secara prikologis tren emas bagi masyarakat dunia masih bisa naik. Tapi fakta  membuktikan harga emas relatif over value di saat inflasi sedang tertekan. "Artinya emas  sangat sensiitif dan sangat volatile," ungkap dia.

Credit Suisse memprediksi harga emas akan anjlok hingga US$ 1.100 per ounce pada tahun ini. Penurunan tersebut akan terus berlanjut ke harga US$ 1.000 per ounce dalam lima tahun ke depan.

"Harga emas akan terus jatuh," ujar Credit Suisse Ric Deverall seperti dilansir dari Bussiness Insider.

Menurut dia, kebutuhan membeli emas guna menyimpan kekayaan diprediksi akan berkurang dan kemungkinan inflasi dalam satu atau dua tahun horizon secara signifikan juga berkurang. (Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79.

    emas

  • Laman ini berisi mengenai informasi seputar harga emas terbaru. Harga emas ini terus diperbarui setiap harinya.

    Harga Emas

Video Terkini