Sukses

Sistem E-Ticketing Commuter Line Jadi Sejarah Perkeretaapian RI

Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan penggunaan tarif progresif dan tiket elektronik (E-ticketing) menjadi sejarah di dunia perkeretaapian.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyatakan penggunaan tarif progresif dan tiket elektronik (E-ticketing) menjadi sejarah di dunia perkeretaapian khususnya kereta listrik (KRL) Commuter line.

Dahlan yang dalam peluncuran E-ticketing KRL Commuter Line ikut mengantre mengatakan, meski saat ini masyarakat belum terbiasa menggunakan tiket elektronik tapi ini merupakan bentuk modernisasi pada moda angkutan umum KRL.

"Apapun meski ada keluhan, hari ini adalah sejarah. Siapapun orang awam, harus dibiasakan menggunakan sarana modern," kata dia saat menghadiri peluncuran E-ticketing di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin (1/7/2013).

Dia menilai penggunaan E- Ticketing akan menringankan masyrakat pengguna KRL. Sebab dengan menggunakan tiket elektronik dan tarif propgresif pun akan berlaku. Jadi masyarakat dikenakan tarif sesuai dengan jarak tujuannya.

"Ini sarana modern yang murah. Ini misinya tidak sekedar menurunkan harga tetapi misinya melakukan modernisasi," ungkap dia.

Padda kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, Ignatius Jonan mengatakan penerapan e-ticketing sebagai upaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada para pengguna kereta api, khsususnya penumpang KRL Jabodetabek.

Dalam penerapan e-ticketing menyeluruh dengan dua jenis tiket perjalanan single trip dan multi trip yang juga diikuti dengan penerapan tarif progresif dengan subsidi.

Untuk tiket progresif tersebut pengguna jasa KRL dikenakan tarif Rp 2.000 untuk 5 stasiun pertama dan Rp 5.00 untuk setiap tiga stasiun berikutnya.

"Misalnya tarif profresif Jakarta - Bogor yang sebelumnya Rp 9.000 menjadi Rp 5.000 setelah tarif progresif. Penghitungan ini berdasarkan jumlah stasiun dilakukan untuk sistem pentarifan yang adil," pungkas dia. (Pew/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.