Sukses

Ekonomi Mitra Dagang Susut, RI Sulit Capai Target Ekonomi 6,3%

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara yang menjadi mitra dagang Indonesia akan menurun 0,3% menjadi 3,4% pada tahun ini.

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara yang menjadi mitra dagang Indonesia akan menurun 0,3% menjadi 3,4% pada tahun ini.

Kondisi tersebut berpotensi membuat Indonesia terasa berat untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sampai akhir 2013 sebesar 6,3%.

Menurut Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar, ekonomi beberapa mitra dagang Indonesia pada 2013 diperkirakan Bank Dunia akan bertumbuh 3,4% dibanding pertumbuhan tahun 2012 sebesar 3,7%.

"Ini menyebabkan potensi risiko kepada perekonomian Indonesia juga akan mengalami penurunan lebih lanjut. Padahal saya melihat laporan mereka (Bank Dunia) sebelumnya untuk tiga mingguan (global forecast), Indonesia diperkirakan jadi salah satu negara yang pertumbuhan ekonominya tidak turun," tukas dia di Jakarta, Selasa (2/7/2013).

Artinya, Mahendra menilai perkembangan ekonomi global begitu dinamis atau masih dapat berubah setiap saat. Sehingga yang awalnya dianggap mampu bertahan, kini dihantui oleh tekanan atau risiko global yang berpeluang melemahkan ekonomi Indonesia.

Bank Dunia dalam laporannya memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,9% pada kuartalan edisi Maret 2013 dari asumsi sebelumnya 6,2% karena perlambatan ekonomi dunia, investasi, hingga keberlanjutan pelemahan harga-harga komoditas.

Namun Mahendra optimistis perekonomian Indonesia masih bisa bertumbuh di atas 6% dengan berbagai kebijakan tepat yang akan dilakukan pemerintah meski untuk mencapai target pemerintah 6,3% tidak mudah.

Pasalnya, dia bilang, sejak pembahasan APBN-P 2013, kondisi ekonomi dunia semakin melemah termasuk perekonomian mitra dagang utama Indonesia.

"Kami melihatnya tetap optimis pertumbuhan Indonesia akan berada di atas 6%. Mohon dilihat juga pesan secara keseluruhan, dan bagaimana kami melihat pesan secara kontekstual, di mana pelemahan ekonomi global tak dapat dihindari tapi perlu diwaspadai. Kami juga akan melanjukan fokus reformasi struktural, perbaikan dalam pelaksanaan kebijakan APBN, perbaikan dalam pengeluaran sosial, dan kesejahteraan," pungkasnya.

Bank Dunia memproyeksikan perlambatan kegiatan ekonomi pada negara-negara berpenghasilan tinggi, dengan pertumbuhan tetap lambat namun tren menguat.

Ini akan ditopang kokohnya pemulihan sektor swasta AS dan prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di Jepang, sedangkan di zona Euro masih tetap menantang.(Fik/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.