Sukses

Sudah Terbentuk Pasar, Harga Daging Sapi Diprediksi Sulit Turun

Pemasok daging memprediksi harga daging sapi sulit turun ke level Rp 75 ribu per kilogram (kg) seperti target pemerintah.

Pemasok daging memprediksi harga daging sapi sulit turun ke level Rp 75 ribu per kilogram (kg) seperti target pemerintah. Saat ini, harga daging sudah bertengger sebesar Rp 95 ribu per kg, naik dari sebelumnya Rp 90 ribu per kg.

Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi), Thomas Sembiring tingginya harga daging sapi saat ini karena pasokannya sulit. Pemerintah membatasi impor daging sementara pasokan dari dalam negeri kurang dan kebutuhan bertambah memasuki Ramadan dan Lebaran.

"Harga daging tinggi sudah 1 tahun dan ini sudah terbentuk, jadi kecenderungan harga sulit turun karena pedagang sudah keenakan," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (3/7/2013).

Dia mengatakan, kondisi ini sudah menjadi hukum pasar, di mana jika pasokan daging minim akan mempengaruhi harga. Gejolak harga akan sulit terbendung jika tak ada penambahan pasokan dan permintaan di masyarakat terus bertambah.

Kondisi kekurangan pasokan menurut dia, diperkuat data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan volume suplai sapi nasional hanya 13,2 juta atau lebih rendah dari produksi Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian (Kementan) sebesar 18,8 juta ton.

Kalaupun sudah normal, dia mengaku sulit memprediksi seberapa besar harga daging  di pasar. Meski idealnya harga daging diakui berada di bawah Rp 70 ribu per kg jika pasokannya sudah normal.

Upaya pemenuhan pasokan daging lewat impor, kata dia, juga sulit terjadi saat ini. Selandia Baru dan Australia yang selama ini menjadi negara pengimpor daging ke Indonesia memiliki kondisi kurang memungkinkan.

"Kini off season di New Zealand dan Australia selama ini memiliki program untuk memotong dan mengirim dagingnya. Jadi impor daging tidak seperti beli di supermarket," lanjut dia. (Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.