Sukses

Subsidi BBM Seharusnya Dipatok Rp 2.000 per Liter

Komite Ekonomi Nasional (KEN) mendukung rencana pemerintah untuk memberlakukan subsidi tetap pada BBM bersubsidi.

Komite Ekonomi Nasional (KEN) mendukung rencana pemerintah untuk memberlakukan subsidi tetap pada bahan bakar minyak (BBM)  bersubsidi. Pasalnya, hal tersebut bisa melatih masyarakat jika subsidi pada BBM ditiadakan.

Sekretaris KEN Aviliani mengatakan, pemberlakuan subsidi tetap sangat baik untuk menjaga Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sehingga keuangan negara akan tetap terjaga.

"Dengan subsidi yang ditetapkan, maka harga BBM akan fluktuatif ikuti harga pasar, itu bagus sisi APBN tidak ada gejolak," kata Aviliani usai menghadiri dialog energi 2013, di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (11/7/2013).

Dengan ditetapkan subsidi tetap pada BBM, masyarakat yang akan menyesuaikan harga BBM, sementara pemerintah hanya mengeluarkan uang yang tetap. Dengan masyarakat yang mengikuti harga minyak ini akan melatih masyarakat jika subsidi BBM nantinya dihapuskan.

"Orangnya menyesuaikan diri, kalau subdisi dilepas total orang bisa menyesuaikan harga," ungkapnya.

Untuk patokan subsidi, Aviliani menyarankan sebaiknya harga patokan tidak terlalu besar atau tidak lebih dari Rp 2.000 per liter, sehingga ada jarak harga yang sedikit dengan BBM non-subsidi. Hal ini juga akan membuat masyarakat beralaih menggunakan BBM non-subsidi.

"Kalau tetap Rp 2 ribu. Kan dampak signifikan, disparitas minimal Rp 2.000 akan beralih ke pertamax," pungkasnya.

Sebagai informasi, pemerintah saat ini masih memberlakukan subsidi dengan cara mematok harga jual BBM kepada masyarakat. Dengan sistem ini, berapapun harga minyak dunia saat ini, pemerintah akan menetapkan harga jual minyak pada level tertentu.

Dengan subsidi tetap, pemerintah hanya akan memberlakukan subsidi pada angka tertentu, sehingga pergerakan harga BBM nantinya mengikuti fluktuasi harga di pasaran. Artinya kenaikan harga minyak dunia akan ditanggung oleh masyarakat. (Pew/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini