Sukses

Negara Paling Banyak Kasus Suap, RI Peringkat 30 Dunia

Hasil survei Transparency International mencatat Indonesia berada di posisi ke-30 dunia sebagai negara dengan kasus suap terbanyak.

Sebuah organisasi sosial global yang menentang aksi korupsi, Transparency International, melakukan survei guna memperoleh urutan negara-negara dengan kasus suap terbanyak.  Dalam laporan hasil surveinya, Indonesia tercatat berada di peringkat ke-30, tepat di atas Thailand dan berada di bawah Mesir.

Seperti melansir laman BBC, Selasa (9/7/2013), laporan organisasi tersebut disajikan dalam bentuk persentase berdasarkan jumlah warga di masing-masing negara yang mengaku pernah melakukan kasus suap.Sebanyak 36% warga Indonesia mengaku telah melakukan kasus suap pada perusahaan negara.

Mesir dan Thailand yang menjepit peringkat Indonesia juga memiliki persentase yang sama persis (36%). Selain itu, hasil survei global tersebut membuktikan satu dari empat orang di dunia pernah menyuap instansi pemerintah pada 2012.

Di kawasan ASEAN sendiri, survei yang melibatkan 95 negara ini menempatkan Indonesia di peringkat ke 2 setelah Kamboja. Kasus suap di negeri tetangga tersebut tercatat sebesar 57%. Jumlah tersebut menyeretnya masuk ke jajaran 10 besar negara dengan tindakan penyuapan tertinggi.

Tingkat kasus suap di Indonesia lebih tinggi meninggalkan negara-negara tetangga lainnya seperti Thailand (18%) atau Filipina (12%). Bahkan Malaysia menjadi negara tetangga dengan volume kasus suap terendah sebanyak 3% saja.

Sekadar informasi, kasus suap tertinggi ternyata dilakukan oleh kebanyakan warga Afrika. Sebanyak 84% responden berkebangsaan Sierra Leone mengaku pernah memberikan dana suap pada perusahaan negara. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi dibanding 94 negara lainnya.

Sebaliknya, Denmark, Finlandia, Jepang dan Australia menjadi negara-negara dengan tingkat kasus suap terndah di dunia. Hanya 1% dari jumlah penduduk masing-masing mengaku melakukan tindakan penyuapan. Cek di sini data lengkapnya! (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini