Harga Emas Pekan Ini Bakal Lesu Lagi?

Harga emas berbalik naik (rebound) pada pekan lalu dan menembus US$ 1.270 per ounce dan sempat mendekati level US$ 1.305 per ounce.  Meski terancam, namun proyeksi penurunan (bearish) masih terbuka.

Analis Megagrowth Futures Wahyu Tri Laksono menuturkan, kegagalan menembus US$ 1.305 pekan lalu menandakan masih kuatnya tren bearish. Meski oversold, outlook masih belum berubah, di mana US$ 1.180 menjadi support terdekatnya, yang jika tertembus bisa mengarah ke level US$ 1.155 dan US$ 1.120 per ounce menjadi support berikutnya.

"Level psikologis ada di US$ 1.100 dan US$ 1.000 per ounce," ungkap Wahyu saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (15/7/2013).

Resisten jangka pendek ada di US$ 1.305 per ounce. Tembusan di atas US$ 1.305 per ounce akan membatalkan sementara outlook bearish jangka pendeknya. Resisten berikutnya di US$ 1.320, US$ 1.350 dan US$ 1.375.

"Dengan resisten jangka menengah ada di US$ 1.400.  Support jangka pendek di US$ 1.260, US$ 1.245, US$ 1.220, dan US$ 1.200," ujar dia.

Sejumlah data ekonomi yang akan menjadi penggerak pasar pada pekan ini yaitu produk domestik bruto (GDP) China, penjualan ritel Amerika Serikat (AS), data klaim pengangguran awal AS,  RBA Monetary Policy Meeting Minutes, pertemuan G20 serta Kesaksian Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Ben Bernanke.

"Kembali, Bernanke akan menjadi fokus terbesar pekan ini. Jika komentarnya dovish seperti pekan lalu, maka koreksi dan konsolidasi dolar AS berpotensi berlanjut. Namun, jika dia membuka peluang soal jadwal penarikan stimulus yang lebih tegas, maka akan menguatkan dolar AS," tutur Wahyu. (Ndw)