Sukses

Rupiah Masih Menyerah di Rp 10 Ribu Usai BI Rate Naik

Pergerakan nilai tukar rupiah turun lagi ke kisaran Rp 10 ribu per dolar Amerika Serikat(AS).

Pergerakan nilai tukar rupiah turun lagi ke kisaran Rp 10 ribu per dolar Amerika Serikat(AS). Ini sesuai dengan prediksi kenaikan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 50 basis poin menjadi 6,5% tidak dapat langsung membuat rupiah perkasa.

Hal ini disampaikan Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada dalam ulasannya, Selasa (16/7/2013). "Kenaikan BI Rate hingga menjadi 6,5% tidak membuat nilai tukar rupiah bukannya membuat baik, tapi turun lagi hingga ke kisaran Rp 10 ribu," ujarnya.

Menurut Reza, pendorong nilai rupiah bisa mencapai kisaran Rp 10 ribu, karena masih adanya berbagai sentimen yang belum mendukung penguatan rupiah, seperti data Rilis GDP dari China.

Ia mengungkapkan, kali ini data rilis Growth Domestic Product (GDP) China belum dapat membuat rupiah berbalik menguat, karena masih menegaskan pertumbuhan yang melambat di China sehingga dinilai dapat berpengaruh pada neraca perdagangan Indonesia.

"Kondisi yang logis bahwa secara nilai perdagangan, China merupakan mitra dagang terbesar untuk Indonesia. Jadi efek China sangatlah besar ke Indonesia, khususnya untuk nilai tukar," kata Reza.

Sebelumnya, pergerakan nilai tukar rupiah masih belum beranjak dari level merah, meski sehari sebelumnya Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) telah memutuskan menaikkan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 50 bps menjadi 6,5%.

Menurut Reza, kondisi ini sejalan dengan pengamatannya, bahwa kenaikan BI rate bukanlah obat mujarab yang dapat mengangkat nilai tukar rupiah. (Dis/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.