Sukses

Skema Tetap Bukan Solusi Tepat Kurangi Beban Subsidi BBM

Penetapan skema subsidi tetap atau fix akan berpengaruh pada laju inflasi dan daya beli masyarakat.

Kepala Ekonom Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa menilai penetapan skema subsidi tetap atau fix akan berpengaruh pada laju inflasi dan daya beli masyarakat. Dia menganggap kebijakan tersebut bukan salah satu cara keluar paling baik untuk menekan anggaran subsidi.

"(Subsidi tetap) bukan solusi yang baik karena sama saja ketika harga minyak dunia bergerak tinggi, harga minyak domestik juga akan naik tinggi. Tapi kalau harga stabil, subsidi tetap akan bagus," ungkap dia di Jakarta, seperti ditulis Senin (22/7/2013).
 
Jika harga minyak mengalami lonjakan, lanjut Purbaya, angka inflasi ikut melambung sehingga akan menggerus daya beli masyarakat. Ujung-ujungnya berpengaruh pula terhadap tingkat kemiskinan dan ketidakpuasan masyarakat.

Pasalnya, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tersebut dibebankan kepada masyarakat karena pemerintah telah memiliki patokan pemberian subsidi tetap yang tak bisa diganggu lagi meski harga minyak dunia naik atau turun.
 
"Kalau harga minyak dalam negeri tinggi bisa mengurangi daya beli, sehingga ekonomi Indonesia bisa melambat. Risiko lain ada cost politik di mana kalau harga minyak tinggi dan (BBM) tidak dinaikkan, ada ketakutan penggelembungan subsidi," tukas Purbaya.

Paling tepat, menurut dia, subsidi BBM dihilangkan secara bertahap. Karena dengan menerapkan kebijakan subsidi tetap, bukan berarti anggaran maupun volume BBM subsidi dapat dikendalikan.

"Subsidi harus langsung ke orang bukan ke bahan. Apalagi kemungkinan secara politik meski harga minyak naik, pemerintah tidak berani menaikkan harga (BBM) terlalu tinggi, subsidi jadi tidak tetap malah justru ada penambahan," jelas Purbaya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Keuangan Chatib Basri tengah menggodok skema subsidi tetap yang telah meraih dukungan dari Komisi XI dan Badan Anggaran DPR. Saat ini, pemerintah tengah melakukan kajian dan studi kelayakan untuk menerapkan kebijakan itu.

Chatib yakin pemberian subsidi tetap akan mampu menurunkan volume konsumsi BBM subsidi secara maksimal serta menyusutkan disparitas harga yang selama ini terlampau jauh. (Fik/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.