Sukses

Harga Terlalu Murah, Daging Impor Bulog Cuma Diserap 15 Pedagang

Bulog sebagai stabilisator harus menjual harga daging di posisi paling wajar maksimal Rp 75 ribu- Rp 85 ribu per kilogram (kg).

Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) mengakui hingga saat ini daging impor Australia seharga Rp 75 ribu-Rp 85 ribu per kilogram (kg) baru terserap 15 pedagang. Hal ini menyusul penolakan dari sejumlah pedagang yang mengeluhkan murahnya harga daging impor tersebut.

Direktur Utama Perum Bulog, Sutarto Alimoeso, mengungkapkan sebanyak 400 ton daging sapi impor akan kembali masuk ke tanah air pada akhir pekan ini menggunakan jalur udara dan laut.

"Sekitar lebih dari 250 ton daging didatangkan pakai pesawat terbang dan sisanya menggunakan kapal laut melalui pelabuhan Tanjung Priok," kata dia saat ditemui di Jakarta, Senin (22/7/2013) malam.

Lebih jauh dia menjelaskan, Bulog sebagai stabilisator harus menjual harga daging di posisi paling wajar maksimal Rp 75 ribu- Rp 85 ribu per kilogram (kg).

Harga tersebut merupakan patokan pemerintah supaya tidak memberatkan konsumen tapi tidak pula merugikan peternak lokal.

Namun operasi pasar daging dengan membanderol harga tersebut sempat mendapat penolakan dari sejumlah pedagang, sehingga daging impor Bulog sampai dengan saat ini baru dibeli 15 pedagang.

"Sebanyak 15 pedagang sudah mulai membeli daging ke Bulog. Karena biasanya di awal-awal puasa, pedagang masih ingin menjual daging dengan harga mahal. Tapi kan kasihan rakyat," terang dia.

Alasannya, tambah Sutarto pedagang masih memiliki stok daging dengan harga pembelian yang sudah terlanjur mahal. Sehingga mereka tidak mau impor daging menganggu harga pedagang di pasaran.

Meski demikian, kata dia, pedagang juga harus memberi kesempatan kepada masyarakat untuk bisa memperoleh daging sapi impor dengan harga lebih murah, halal dan higienis.

"Saya yakin, jumlah pedagang yang membeli daging impor di gudang Bulog akan lebih besar karena sebelumnya kami telah berbicara dengan 70 pebisnis daging dari beberapa asosiasi dari Jabodetabek dan Jawa Barat. Opini publik juga harus bisa ditangani dengan baik," ujarnya.

Sutarto memastikan, mulai hari ini (23/7/2013), ada 10 truk angkutan daging sapi impor yang akan bergerak mendatangi pasar-pasar tradisional hingga ke wilayah pemukiman warga.

"Kami tidak ingin berpolemik, karena ternyata warga yang tinggal di kompleks-kompleks cukup responsif terhadap daging impor ini. Sebab mereka sebenarnya membutuhkan daging dengan harga lebih murah," papar dia.

Kebutuhan tersebut, lanjut Sutarto selama ini sulit terpenuhi hanya karena persoalan harga daging yang membumbung tinggi. Untuk itu, pihaknya juga akan menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lain guna keperluan operasi pasar daging untuk masyarakat maupun karyawannya. (Fik/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini