Sukses

Apakah Harga Emas Dimanipulasi?

Banyak analis mengatakan pergerakan harga emas tak dipengaruhi inflasi, tapi tergantung pada permintaan dan pasokan. Benarkah begitu?

India merupakan negara dengan konsumen emas terbesar di dunia. Tahun lalu, China memang membeli lebih banyak emas, tapi belum cukup untuk membuatnya jadi yang teratas. Banyak analis mengatakan, pergerakan harga emas tak dipengaruhi inflasi, tapi tergantung pada permintaan dan pasokan. Benarkah begitu?

Seperti dilansir dari Forbes, Rabu (7/8/2013), baru-baru ini pemerintah India diketahui terus meningkatkan keseimbangan perdagangan emasnya dengan meningkatkan pajak logam mulia dan membatasi impor emas dalam berbagai cara.

Tak hanya menambah biaya impor yang menekan permintaan, tapi regulasi pun terus berubah tiap bulannya dan dianggap sebagai hal yang membingungkan dalam perdagangan emas. Beberapa peraturan bahkan terasa memberatkan belakangan ini.

Hal seperti itu telah berlangsung selama beberapa tahun. Untuk menjelaskan pergerakan emas, maka pembahasannya harus dimulai dengan sudut pandang Amerika Serikat (AS).

Apakah harga emas dimanipulasi?

Pertama, Anda harus menyadari terlebih dahulu, bahwa tanpa manipulasi sekalipun, harga komoditas dapat bergerak liar. Pergerakan tersebut akibat dari sejumlah faktor yang tak ada hubungannya dengan pasokan dan permintaan, melainkan akibat spekulasi dari pasar logam mulia.

Contoh paling jelas bisa diilustrasikan dengan harga minyak mentah pada 2008. Setelah lama bertahan di harga US$ 150 per barrel, minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) anjlok hingga ke bawah US$ 40 hanya dalam hitungan bulan. Namun apakah permintaan minyak menurun saat itu? apakah semua kendaraan berhenti bergerak? tentu saja tidak.

Penurunan harga yang luar biasa tersebut merupakan akibat dari tindakan para pedagang yang menawar harga minyak di pasar berjangka dengan perdagangan momentum berdasarkan asumsi tak jelas tentang pertumbuhan permintaan. Saat harga mulai menuju arah yang sebaliknya, para pedagang tak bisa menahan taruhannya, dan seluruh pasar mengalami penurunan harga komoditas.

Beberapa tahun kemudian, minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) kembali ke harga US$ 100 per barel. Maka dapat dilihat, tanpa manipulasi sedikitpun pasar berjangka mempengaruhi harga komoditas termasuk emas. Dan hal tersebut tak ada hubungannya dengan pasokan dan permintaan.

Namun, bukan tak mungkin, manipulasi harga terjadi. Baru-baru ini Commodity Futures Trading Commission meminta Goldman Sachs dan beberapa perusahaan untuk tidak menghapus dokumen dan email yang berhubungan dengan kegiatan penimbunan komoditasnya.

Langkah ini biasanya merupakan awal dari investigasi resmi. Artinya Senate telah menjadwalkan untuk menerima kesaksian bank-bank besar terkait komoditasnya termasuk emas.

Setelah pemeriksaan, beberapa bank akan dinyatakan menipu investor untuk menguntungkan pihaknya sendiri. Tindakan bank-bank besar tersebut terus ditindak secara hukum sejak krisis 2008, dengan ratusan juta dolar telah disalahgunakan.


Lalu bagaimana kondisi emas sekarang?

Sementara itu, Zero Hedge sebuah situs yang dikelola para pedagang profesional memperoleh data dari sejumlah sumber terpercaya. Pada April, dalam situs tersebut diungkap JPMorgan Chase yang memiliki kubah emas terbesar di dunia menunjukkan penurunan kuantitas sebesar 20%. Hari itu tanggal 5 April, tepat lima hari sebelum penurunan harga emas selama dua hari berturut-turut sebesar US$ 210.

Laporan Zero Hedge tak bia menunjukkan kemana arah emas, tapi melihat perdagangan emas di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, harga emas tak akan banyak berubah dalam beberapa hari ke dpan. Brankas emas JPMorgan merupakan salah satu brankas yang berada di COmex. Jadi data tersebut menunjukkan bahwa emas tidak diklasifikasikan dari 'eligible' (layak) ke 'registered' (terdaftar), melainkan hilang dari gedung tersebut.

Kemana perginya emas tersebut? China atau India? Hal ini sangat sulit untuk diketahui. Namun sementara harga emas dalam bentuk saham menurun, permintaan emas fisik akan naik.

Beberapa minggu setelah Zero Hedge menunjukkan sedikit data tentang emas, potongan puzzle lainnya terungkap terkait dengan pergerakan emas. Menurut laporan tersebut, sebanyak 17 ton emas di jual di divisi Comex di pagi yang sama.

Namun penjual yang mencoba mengoptimalkan laba tak akan membuat penjualan raksasa seperti ini dalam waktu yang begitu singkat. Volume penjualannya sendiri menyebabkan harga emas merosot. Entah perusahaan atau individu yang memiliki banyak emas akan memahaminya.

Jadi apakah harga logam mulia tersebut dimanipulasi seseorang atau sebuah oerusahaan? Anda bisa menyimpulkannya sendiri. Namun harga emas dapat bergerak secara signifikan dalam jangka pendek tanpa dipengaruhi ekonomi dasar atau faktor permintaan dan pasokan. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Laman ini berisi mengenai informasi seputar harga emas terbaru. Harga emas ini terus diperbarui setiap harinya.

    Harga Emas