Sukses

Ribuan Sapi Impor Masuk, Harga Daging Masih Rp 100 Ribu/Kg

Kemendag klaim harga daging sapi di pasar sudah melorot paska lebaran jadi Rp 84.900-Rp 100 ribu per kg karena ribuan ekor sapi impor masuk.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim harga daging sapi di pasar tradisional maupun modern telah melorot paska lebaran. Penurunan tersebut menjadi Rp 84.900-Rp 100 ribu per kilogram (kg).

Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Srie Agustina mengatakan, harga daging sapi di pasar Senen, Kranji, Cakung, Rawabadak, dan Karang Sembung di Cirebon sudah turun 16,7% menjadi Rp 100 ribu per kg pada 10 Agustus ini. Sebelumnya pada 7 Agustus 2013, harga daging sebesar Rp 120 ribu per kilo.

"Harga daging masih cukup tinggi, tapi sudah mulai turun setelah lebaran. Di pasar Grogol, Kebayoran Lama, Klender, dan Cinde di Palembang, harga daging turun dari Rp 110 ribu menjadi Rp 100 ribu setiap kg," papar dia dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (11/8/2013).

Di beberapa pasar, menurut Srie, harga daging sudah merosot signifikan di bawah Rp 100 ribu, misalnya di pasar Cipete per tanggal 10 Agustus telah susut menjadi Rp 94 ribu per kg dan Rp 95 ribu per kg di pasar Ciputat Lama.

"Harga daging sapi di pasar ritel modern di bawah Rp 100 ribu per kg, antara lain di Giant sudah berada di level Rp 99.990 per kg, Hypermart, Jakarta Rp 92.450 per kg. Hypermart Palembang sudah Rp 85 ribu per kg dan Rp 84.900 per kilo di Carefour Jakarta," jelas dia.

Jumlah sapi impor

Sementara itu, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Bachrul Chairi menjelaskan, sebanyak 8.990 ekor sapi impor siap potong telah masuk ke tanah air pada 7 Agustus 2013.

Sedangkan jumlah sapi yang sudah dipotong sampai dengan saat itu sebanyak 2.590 ekor. Penjagalan sapi dilakukan di beberapa Rumah Potong Hewan (RPH) di wilayah Jabodetabek.

"Pengapalan terakhir sapi siap potong adalah tanggal 23 Agustus ini. Sehingga nantinya keseluruhan sapi impor siap potong mencapai jumlah 24.750 ekor," ujarnya.

Bachrul menambahkan, daging sapi yang dipotong telah didistribusikan ke beberapa pasar, diantaranya, pasar Rawamangun, Tangerang, Tanah Abang, pasar Jakarta Barat, pasar Minggu, pasar Senen, pasar Kebayoran Lama dan Baru, pasar Rumput, pasar Anyar Tangerang, pasar Ciputat, pasar Palmerah, dan pasar Perumnas Klender.

Pasar lainnya, yakni pasar Jati Asih, Sumber Arta, pasar Pondok Gede, pasar Kincan Kali Malang, pasar pulo Gadung, pasar Klender, Parung Panjang, pasar Singaparna Tasikmalaya, Cikupa Tangerang, Panorama Lembang, Cikampek Purwakarta, pasar Jumat Purwakarta, pasar Terminal Subang, pasar Ciasem Subang, Ciroyom Bandung, pasar Bogoro, pasar Ciampelas, serta pasar Enjo.

Lebih jauh Bachrul menguraikan, sapi siap potong yang diimpor sekitar 25 ribu ekor terdiri dari tiga kategori, jenis sapi bakalan dengan bobot lebih dari 350 kg, sapi betina dan sapi bull jantan sudah tua.

Sapi-sapi ini diberi makan rerumputan sehingga menghasilkan lemak berwarna kekuningan dan lebih tebal dibanding sapi yang dibesarkan di penggemukan.

Dia mengatakan, pihaknya menemui kendala dalam penjualan daging sapi berlemak tebal karena banyak pekerja penjagalan yang mudik.

"Harusnya mereka bertugas memisahkan daging dan lemak sapi. Hal ini menyebabkan sulit menjual daging sapi meski ada beberapa RPH tidak keberatan menjual daging berlemak kuning dan tebal, seperti RPH Pulo Gadung," tandas Bachrul.

(Fik/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini