Sukses

Krisis Mesir Buat Perusahaan Multinasional Ketakutan

General Motor Co, Electrolux AB, Royal Dutch Sheel Plc, Toyota Motor Corop dan Suzuki Motor Corp telah menghentikan bisnisnya di Mesir.

Konflik Mesir yang telah menelan korban jiwa meninggal mendorong sejumlah perusahaan internasional menunda operasinya. Berbagai kerusuhan yang meletus di beberapa wilayah di Mesir membuat jalanan di Kairo dianggap tidak aman.

Seperti dilansir dari Al Arabiya, Minggu (18/8/2013) sejumlah perusahaan internasional seperti General Motors Co, Electrolux AB, Royal Dutch Shell PLC, Toyota Motor Corp., Suzuki Motor Corp, dan BASF SE telah menutup fasilitas produksinya. Perusahaan-perusahaan tersebut juga meminta ribuan karyawannya untuk berhenti bekerja mengingat lebih dari 700 orang meninggal pada Jumat malam.

"Hal ini merupakan tindakan pengamanan untuk memastikan keselamatan para karyawan dalam bekerja," ujar juru bicara produsen peralatan rumah tangga Electrolux, Daniel Frykholm. Perusahaan telah meminta 6.700 karyawannya untuk berhenti bekerja sementara pada Rabu siang. Perusahaan masih menimbang rencana untuk melanjutkan operasinya di negara tersebut.

Sementara itu General motors (GM) akan terus menghentikan operasinya hingga waktu yang belum bisa dipastikan. GM merupakan produsen mobil pertama di Mesir pada 1983. Perusahaan otomotif raksasa ini telah mempekerjakan 1.400 karyawan dan memproduksi mobil, truk, dan minibus.

Di Kairo, ritel raksasa Jerman Metro telah menutup pusat bisnisnya. Hanya dua toko yang telah ditutup di Kairo pada Jumat, 16 Agustus 2013.

Tak hanya itu, perusahaan kimiawi BASF untuk sementara menghentikan produksi dan menutup sejumlah kantornya. BASF sendiri telah beroperasi selama 60 tahun dan memproduksi berbagai materi kimia yang digunakan dalam pembangunan pembangkit tenaga listrik di Kairo.

Analis perusahaan otomatif lainnya, IHS Automotive Paul Newton di London mengatakan, Toyota dan Suzuki juga menghentikan produksinya di Mesir. Hal ini mengingat kondisi politik yang tak stabil. Perusahaan tersebut memprediksi terjadi penurunan produksi kendaraan di Mesir hingga 8% tahun ini. Sementara penjualan kendaraan di Mesir dapat anjlok hampir 4%.

Newton menjelaskan, Mesir merupakan salah satu pusat manufaktur kendaraan terbesar di Afrika. (Sis/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini