Sukses

Turun 138 Poin, IHSG Terjun Bebas ke Level 4.174

IHSG sempat menyentuh level terendahnya di posisi 4.062.

Tren pelemahan tajam masih melanda pasar modal Indonesia. Sentimen negatif dari aksi jual pemodal asing akibat kabar pengurangan program stimulus the Fed dikombinasikan dengan data-data makro ekonomi Indonesia, menghempaskan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke level terendahnya di bawah 4.200.

Terpuruknya IHSG masih menempatkan bursa saham Indonesia sebagai pasar modal dengan koreksi terdalam di kawasan Asia Pasifik. Paling tidak hingga sesi penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hingga sesi penutupan perdagangan saham, Selasa (20/8/2013), IHSG terpuruk 138,53 poin (3,21%) ke level 4.174,98. Kejatuhan pasar modal Indonesia membuat indeks saham bluechips (LQ45) ikut terpuruk 2,95%.

Nilai transaksi perdagangan saham kali ini terbilang cukup besar hingga mencapai Rp 8,82 triliun. Volume perdagangan saham tercatat mencapai 7,47 miliar saham dari 211.046 transaksi perdagangan.

Perdagangan di BEI didominasi oleh turunnya harga saham dari 297 emiten. Tercatat hanya 28 emiten yang mampu bertengger di zona hijau disamping 42 lainnya yang memilih stagnan.

Investor asing makin masif melakukan aksi jual saham dengan mencatatkan nett sell sekitar Rp 2,1 triliun.

Gerak IHSG pada perdagangan kali ini langsung terjun bebas ke zona merah. Koreksi indeks melanjutkan pelemahan yang terjadi sehari sebelumnya mencapai 5%.

Kekhawatiran pelaku pasar dengan banyaknya sentimen negatif sempat mendorong IHSG ke level terendah di bawah 4.100, tepatnya 4.062,3.

Beruntung jelang penutupan perdagangan saham, pelaku pasar secara selektif mulai kembali mengoleksi saham. Bahkan indeks bergerak dalam tren menguat satu jam jelang penutupan perdagangan. Pelaku pasar tampaknya melihat indeks sudah berada di titik terendahnya pada perdagangan hari ini.

Aksi jual saham asing mendorong seluruh sektor saham bergerak di zona merah dengan persentase penurunan cukup tajam. Koreksi indeks sektor saham tertinggi dialami emiten sektor perdagangan 4,77%, industri dasar 4,72%, barang konstruksi 4,55%, dan konsumer 4,18%.

Di daftar top gainer hanya satu emiten bluechips yang bisa menikmati penguatan harga yaitu BMRI yang naik Rp 150. Sementara top gainer lain dihuni emiten lapis dua seperti TOTO Rp 400, BRAM Rp 200, TSPC Rp 175, dan ADMF Rp 150.

Sementara saham-saham bluechips terpaksa mendekam di daftar top losser meski bukan memuncaki peringkat teratas. Top losser kali ini adalah MLBI yang turun Rp 278.500, diikuti GGRM Rp 3.300, HMSP Rp 3.000, MYOR Rp 2.950, dan INTP Rp 1.300.(Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini