Sukses

Pelemahan Rupiah Bisa Ubah Pola Konsumsi Masyarakat

Pelemahan rupiah dikhawatirkan berdampak pada berkurangnya konsumsi masyarakat terhadap minuman ringan siap saji.

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), tidak dirasakan langsung industri minuman ringan dalam negeri.

Namun kondisi ini memunculkan kekhawatiran pelemahan rupiah akan berdampak pada berkurangnya konsumsi masyarakat terhadap minuman ringan siap saji.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Asosiasi industri Minuman Ringan (ASRIM) Triyono Prijosoesilo saat berbincang dengan Liputan6.com.

"Sampai saat ini dampaknya belum terasa ke sisi produksi, namun yang jadi pertimbangan apakah pelemahan rupiah ini nantinya akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Jadi yang ditakutkan industri itu lebih kepada daya beli," ujar dia di Jakarta, seperti ditulis Rabu (21/8/2013).

Kemungkinan penurunan daya beli masyarakat ini, menurut Triyono, terjadi bila pelemahan rupiah berlangsung lama dan ditambah dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini tidak sekuat tahun lalu.

Hal ini menjadi tantangan yang dihadapi perekonomian nasional karean perilaku konsumen bisa saja berubah untuk lebih menjaga konsumsinya.

"Seperti contoh, bisa saja ada perubahan pola dari pada membeli minuman diluar, lebih menghemat dengan membawa minuman sendiri, atau dari pada makan direstoran yang pasti juga harus beli minum, mereka lebih memilih untuk makan dirumah," tutur dia.

Sedangkan dari sisi produksi, dia mengatakan, untuk bahan baku industri minuman ringan nasional secara umum hanya berasal dari dalam negeri. Namun untuk bahan baku pengemasan ini yang masih mengimpor dari luar negeri.

Meskipun jumlahnya tidak terlalu besar, pelemahan rupiah seperti sekarang bukan tidak mungkin juga akan mempengaruhi biaya produksi dan harga jual minuman ringan.

"Masih impor itu seperti PET (polyethylene terephthalate) dan alumunium untuk kemasan, tetapi jumlahnya tidak sebesar yang suplai dari luar negeri jadi secara kontribusi ke biaya produksi tidak terlalu besar. Tetapi kita akan terus awas hal ini," tandas Triyono. (Ndy/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.