Sukses

MenPAN-RB: Anak Saya Sendiri Tak Bisa Saya Urus Lolos Seleksi PNS

Calon PNS dianggap hanya memanfaatkan atau mengeruk uang calon peserta untuk bisa lolos seleksi.

Banyak orang mengidam-idamkan pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) karena dianggap memberikan jaminan hidup memadai. Tak heran bila calon peserta PNS rela menempuh jalan pintas supaya bisa menyandang profesi sebagai abdi negara tersebut.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi (Men PAN-RB), Azwar Abubakar menegaskan bahwa calon peserta PNS tidak bisa menyogok supaya bisa lolos menjadi abdi negara ini. Pendaftaran PNS sendiri rencananya akan diselenggarakan pada 1-28 September 2013.

"Tidak mungkin lah, sudah ada tanggal-tanggalnya. Panitia (PNS) juga sudah banyak. Jadi beri tahu sama orang tidak bisa disogok lagi, kalau ada calo yang meluluskan sudah tidak mungkin," tegas dia saat ditemui usai Pengukuhan Gelar Prakarsa Utama Kehormatan di Jakarta, Senin (26/8/2013).

Calo, kata Azwar, hanya memanfaatkan atau mengeruk uang calon peserta untuk bisa lolos sebagai PNS. Pendaftaran dan seleksi PNS seperti sudah menjadi bisnis menggiurkan setiap tahunnya.

"Calo itu ibarat orang yang menembak di atas kuda. Artinya kena sukur tidak kena ya sudah. Misalnya ada 10 orang yang dimintakan uang Rp 10 juta atau Rp 50 juta, uangnya akan diambil kalau lolos dan jika tidak, akan dikembalikan tapi dipotong sedikit. Itu kan pembodohan," jelasnya.

Azwar mengimbau kepada calon peserta PNS supaya tidak mudah percaya dengan janji manis para calo. Karena calo tersebut banyak yang mengatasnamakan pegawai PAN RB "Uang calon pendaftar biasanya masuk kantong mereka," ucap dia singkat.

Meski dirinya sebagai orang nomor satu di Kementerian PAN RB, Azwar menambahkan tak mampu membantu anaknya sendiri.

"Anak saya sendiri saja tidak saya urus (lolos seleksi PNS). Dia sedang belajar psikotes dan baca-baca buku seleksi PNS. Ayahnya tidak bisa bantu, Lillahi Ta'ala tidak bisa bantu," tandas dia. (Fik/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini