Sukses

Ekonomi Asia Kacau Balau, China Malah Makin Stabil

Di saat, negara-negara berkembang di Asia mengalami kekacauan ekonomi, China justru menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang semakin stabil.

Di saat, negara-negara berkembang di Asia mengalami kekacauan ekonomi, China justru menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang semakin stabil. Pemulihan ekonomi China akan membantunya meredam guncangan dari gejolak keuangan yang tengah terjadi di negara-negara berkembang.

Seperti dilansir dari Xinhua, Rabu (28/8/2013), Juru Bicara Biro Statistik Nasional (NBS) China Sheng Laiyum mengatakan, negara dengan ekonomi terbesar kedua dunia tersebut akan mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 7,5% setelah mengalami perlambatan cukup lama.

Sejumlah perusahaan industri besar di China menilai gabungan labanya akan meningkat 11,6% pada Juli. Menurut data NBS, angka tersebut jauh lebih tinggi dari 6,3% pada Juni.

Pernyataan tersebut memperkuat kepercayaan diri China untuk memulihkan ekonominya. Keyakinan ini juga didorong dengan banyaknya lembaga keuangan yang meningkatkan prediksi pertumbuhan ekonomi China pada kuartal II 2013.

Pertumbuhan ekonomi China sempat merosot 7,5% setelah terus mengalami penurunan selama 10 kuartal berturut-turut. Perlambatan perekonomian tersebut merupakan yang paling lama sejak reformasi China tiga dekade lalu.

Kepala Ekonom di HSBC China, Qu Hongbin mengatakan, upaya pemerintah lebih lanjut akan menguntungkan ekspansi ekonomi China dalam beberapa bulan mendatang.

Laporan awal HSBC di sektor manufaktur China mencatat kenaikan Purchasing Manager Index (PMI) menjadi 50,1 poin pada Agustus. Angka tersebtu merupakan level tertinggi dalam empat bulan terakhir.

Tak hanya itu, Deutsche Bank juga mengubah proyeksinya untuk peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) China pada Q3 dan Q4 dari 7,5% dan 7,7% menjadi masing-masing 7,7% dan 7,8%.

Sementara Credit Suisse menaikkan proyeksi pertumbuhan tahunan Cina dari 7,4% menjadi 7,6%. Selain itu, Goldman Sachs, Union Bank of Switzerland (UBS), Merrill Lynch dan Barclays Bank optimis akan seluruh proyeksi ekonomi China.

Meski demikian, UBS mengakui bahwa kemerosotan ekonomi di Asia Tenggara dan India dapat berdampak pada China, tapi levelnya terbatas. Kecilnya dampaj tersebut mengingat volume ekspor China ke negara-negara berkembang Asia masih jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara maju.

Positifnya, situasi ekonomi China yang lebih stabil dapat membantu meredakan kegelisahan finansial di negara-negara tetangganya.

Menurut penelitian terbaru Standard Chartered Bank, China telah memainkan peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Asia melalui peningkatan investasi dan konsumsi sejak krisis keuangan global pada 2008. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.