Sukses

Butuh Dolar Banyak, BI Imbau Pengusaha Lapor ke Bank

"Dalam kondisi ini, misalnya para pengusaha yang ada rencana investasi dan kandungan impor tinggi, saya minta untuk assessment lagi,"

Bank Indonesia (BI) mengimbau pelaku usaha yang berencana berinvestasi namun dengan ketergantungan cukup tinggi pada produk impor, untuk meninjau ulang proyeknya. Hal ini dilakukan mengingat pasokan mata uang Negara Paman Sam tersebut masing sangat kurang di pasar keuangan.

"Dalam kondisi ini, misalnya para pengusaha yang ada rencana investasi dan kandungan impor tinggi, saya minta untuk assessment lagi," ungkap Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat ditemui di Gedung DPR Jakarta, Rabu (28/8/2013).

Perkembangan ekonomi dunia saat ini semakin memperlihatkan adanya penurunan mengingat para pengusaha mengalihkan investasinya ke negara adidaya Amerika Serikat.

Perbaikian ekonomi yang dialami Amerika Serikat diketahui telah menyebabkan tekanan hingga ke kawasan lain terutama negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kondisi ini mempengaruhi nilai tukar negara sekawasan, tidak terkecuali nilai tukar rupiah.

Dengan perkembangan yang terjadi, BI menyarankan agar pengusaha yang memang membutuhkan dolar AS untuk kegiatan usahanya agar menyampaikan keinginannya ke bank. Lembaga keuangan ini nantinya akan menilai urgensi dari kebutuhan para pengusaha tersebut.

"Barangkali bank bisa melihat kembali, perkiraan feasibility study tentang berbagai perubahan yang ada. Ini yang akan kita sampaikan," tambahnya.

Sementara itu posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Bank Indonesia (BI) pada penutupan perdagangan Rabu (28/8/2013) berada di level Rp10.950 per Dollar AS, melemah sebesar 67 poin dibanding hari kemarin di level Rp10.883 per Dollar AS

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah sore ini berada di level Rp11.265 per Dollar AS. Sedangkan pada pukul 09.30 WIB, kurs rupiah di Rp11.283 per Dollar AS dan sore kemarin, rupiah di level Rp11.337 per Dollar AS. (Yas/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini