Sukses

Ekonomi Indonesia Sudah Lampu Kuning

"Saya nggak percaya, kita sampai kepada krisis tahun 98 kalau kita tidak bekerja yang betul," kata Ketua Umum Apindo, Sofjan Wanandi.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi memperingatkan pemerintah agar waspada dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini. Pelaku usaha menilai perekonomian nasional tengah menuju krisis dan sudah menjadi 'lampu kuning' bagi pemerintah.

Bahkan para pengusaha menganggap kondisi perekonomian yang terjadi saat ini bisa saja mirip dengan krisis moneter yang melanda Indonesia pada 2008.

"Saya nggak percaya, kita sampai kepada krisis tahun 98 kalau kita tidak bekerja yang betul. Jangan sampai seperti India yang saat ini kacau balau jangan kita ikuti caranya dia. Kita harus mencari jalan keluar lain untuk menyelesaikan masalah ini," ujarnya usai menghadiri rapat dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR RI, Rabu (28/8/2013).

Apindo menilai langkah paling realistis yang bisa dilakukan dalam waktu dekat adalah perbaikan kebijakan fiskal di bawah Bank Indonesia (BI). tindakan yang bisa dilakukan adalah menjaga pelemahan rupiah, mengurangi kredit konsumtif, serta pemerintah tidak berfoya-foya (dengan anggarannya). "Ini yang saya harapkan Gubernur BI betul-betul memperbaiki itu," katanya.

Sofjan juga meminta agar pemerintah dapat menstabilkan nilai tukar rupiah ini sehingga ada kepastian soal perhitungan biaya produksi bagi pengusaha. "Dolar harus distabilkan biar jelas berapa kamu butuh sekarang ini harga tingkat yang lebih stabil bermain di angka Rp 10-11 ribu atau Rp 11-12 ribu. Itu nggak apa-apa asal kita ada kepastian angka. Eskportir kita juga diuntungkan," jelasnya.

Pengusaha khawatir, jika stabilitas nilai tukar rupiah tidak segera diatasi, para importir bisa mengalami kebangkrutan. Untuk itu, Apindi berharap kurs rupiah dalam 1-2 bulan ke depan sudah bisa terpenuhi.

"Importir tidak lama lagi gulung tikar. Kita malu kasih tahu ke media kalau kita bangkrut ya kita diam-diam. Padat karya itu nomor satu yang paling kena karena untungnya kecil. Yang sudah ada dan mau investasi tidak bisa mundur. Dia akan jalan terus dan sudah mau stop. Cukup banyak, kita enggak mau bilang," tandasnya. (Dny/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.