Sukses

Prediksi IHSG: Pasar Menunggu Data Inflasi Agustus

IHSG akan bergerak di kisaran support-resistance 4.140-4.250

Mengawali pekan perdagangan pertama di September 2013, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung berhadapan dengan pengumuman data terbaru laju inflasi dari Badan Pusat Statistik (BPS). Pengumuman kali ini menjadi spesial karena menyangkut proyeksi ekonomi Indonesia hingga akhir 2013.

Reserach Analyst PT Panin Sekuritas Tbk, Purwoko Sartono dalam ulasannya, Senin (2/9/2013) mengatakan besarnya perhatian pelaku pasar pada pengumuman inflasi BPS membuat investor tampaknya akan cenderung menunggu (wait and see) angka inflasi tersebut.

Menurut Purwoko, pelaku pasar juga memilih sikap menunggu terkait perkembangan stimulus dari program quantitative easing (QE) III The Federal Reserves. "Kisaran support-resistance 4.140-4.250," ungkap Purwoko.

Pada penutupan akhir pekan lalu, IHSG ditutup menguat signifikan setelah didorong oleh  kenaikan BI Rate sehari sebelumnya serta rebound-nya bursa regional Asia. Kenaikan bursa regional didorong oleh meredanya ketegangan di Suriah dan juga pertumbuhan ekonomi Amerika kuartal II-2013 yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

"PDB Amerika kuartal II-2013 tumbuh 2,5% versusu 2,2% konsensus, naik dari estimasi sebelumnya sebesar 1,7%," ujar Purwoko.

Pasar juga bereaksi positif dengan adanya informasi data tunjangan pengangguran AS yang turun 6.000 menjadi 331.000 orang.

Dua data tersebut diperkirakan membuat langkah pengurangan stimulus yang akan dilakukan the Fed pada tahun ini menjadi cukup rasional.

Dengan berbagai sentimen domestik dan regional yang ada, yield Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun untuk pertama kalinya turun dalam sepekan sebesar 14 basis poin (bps) menjadi 8,73%. Kurs rupiah juga mengalami penguatan untuk pertama kalinya dalam sepekan. Kedua hal ini terjadi disebabkan oleh kenaikan BI rate 50 bps menjadi 7%.

Tidak hanya di Indonesia, Brasil pun melakukan hal yang sama dengan menaikkan suku bunga acuannya kemarin untuk menahan depreasiasi mata uangnya terhadap dolar AS. India Rupee kemarin kembali terjungkal 3,24% ke level terendah sejak 27 tahun terakhir. (Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.