Sukses

Pemilihan DGS BI Diharapkan Naikkan Kredibilitas BI

DGS BI yang akan dipilih ini akan mengisi jabatan yang ditinggalkan Darmin Nasution yang pada saat itu diangkat menjadi Gubernur BI.

Anggota Komisi XI DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Senin (2/9/2013) ini, dengan Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) demi menentukan calon Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS BI) yang akan ditentukan Rabu (4/9/2013) esok.

DGS BI yang akan dipilih ini nantinya akan mengisi jabatan yang ditinggalkan Darmin Nasution yang pada saat itu diangkat menjadi Gubernur Bank Indonesia (BI).

Untuk itu, DPR terutama Komisi XI berharap dengan terisinya kembali DGS BI ini akan menjadikan BI sebagai lembaga keuangan yang memiliki kredibiltas dan legalitas yang tinggi.

"Ya dia akan memperkuat Dewan Gubernur dan menurut saya dia akan membuat Dewan Gubernur semakin memiliki legalitas, karena dalam UU BI disebut Dewan Gubernur itu adalah Gubernur, Deputi Gubernur Senior dan minimal 4 Deputi Gubernur lainnya," ujar Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Harry Azhar Aziz di Gedung DPR RI, Senin (2/9/2013).

Dia menambahkan dengan terisinya kembali DGS ini akan menjadikan setiap keputusan yang diambil BI di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang tertelan seperti sekarang ini lebih berkualitas.

"Sekarang Deputi Gubernur senior tidak ada, jadi dikhawatirkan pengambilan keputusan Dewan Gubernur itu menjadi masalah dan dilihat dari sisi legalitasnya. Nah kalau Dewan Gubernur Senior ini dipilih maka Dewan Gubernur BI itu secara legalitas dalam perundang-undangan sudah dianggap sah," papar dia.

Anggota Komisi XI DPR lainnya, Arif Budimanta mengatakan DGS BI yang terpilih nantinya harus langsung bekerja dan tidak ada waktu untuk mempelajari kondisi ekonomi dan wewenang jabatannya.

"Kita harapkan mereka bisa langsung in, memberikan masukan kemudian ada efeknya ke pasar, stabilitas nilai tukarnya lebih terkendali," lanjutnya.

Tidak hanya itu, dengan masuknya salah satu anggota Dewan Gubernur yang berasal dari luar BI ini nantinya diharapkan tidak hanya memberikan masukan mengenai pengambilan kebijakan namun juga mampu membaca arah perkembangan market ke depan.

"Kalau saya sih mengharapkan orang luar masuk itu dapat memberikan kontribusi dalam proses pengambilan kebijakan moneter dalam aspek ekspektasi pasar, jadi bukan hanya kebijakannya tapi market arahnya begini gitu lho,"pungkasnya. (Yas/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.