Sukses

Mendag Janji Selasa Pagi Kedelai Tersedia dengan Harga Khusus

Aksi protes para pengrajin tahu tempe juga disebabkan tidak adanya stok kedelai dari importir.

Kenaikan harga kedelai membuat para perajin tahu dan tempe di kawasan Primer Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (PRIKOPTI) Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, melakukan aksi mogok produksi kedelai selama 3 hari.

Selain karena kenaikan harga kedelai, aksi protes para pengrajin tersebut juga disebabkan ketiadaan stok kedelai di tingkat pemasok yang merupakan importir kedelai.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menghimbau pemasok segera menjual kembali stok kedelai kepada perajin dengan harga yang dapat dijangkau.

"Untuk dipastikan pengusaha-pengusaha yang punya stok kedelai harus diserahkan kepada perajin. Kami diinfokan, bahwa masih ada stok kedelai sebanyak 300 ribu ton. Sementara kebutuhan produksi per harinya di kawasan ini sebanyak 60 ton per hari, jadi akan kita usahakan untuk sisa kedelai tersebut bisa turunkan kepada perajin," kata Gita di kawasan Primer Koperasi Tempe dan Tahu Indonesia (PRIKOPTI) Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (9/9/2013).

Gita juga berjanji akan memastikan keberadaan stok bagi para perajin paling lambat pada Selasa (10/9/2013) pagi. Tak hanya itu, para perajin juga dijanjikan akan diberikan harga yang terjangkau untuk membeli stok kedelai yang masih tersisa itu.

"Malam ini akan kita himbau untuk memberikan kepada perajin. Paling lambat besok pagi kita usahakan sudah ada, agar produksi tempe dan tahu bisa terus berlanjut. Yang kedua bisa memberikan harga khusus bagi para pengrajin agar dapat pasoknya," terang Gita.

Namun, Gita mengaku belum dapat memastikan berapa harga kisaran kedelai paska kenaikan yang belakangan ini terjadi. "Saya belum tahu berapa kisaran harganya nanti, tentunya harus bisa di khususkan kepada perajin," jelasnya.

Upaya mengatasi kelangkaan bahan baku pembuatan tahu dan tempe itu, Kemendag telah melakukan komunikasi dengan para importir.

Setidaknya, kata Gita, sisa stok kacang kedelai bisa segera diberikan kepada perajin agar mereka bisa segera memproduksi tahu dan tempenya. "Kita sudah komunikasi kepada para importir. Insya Allah besok bisa ada solusi. Kita akan tuntaskan," tambah Gita.(Han/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini