Sukses

Pengusaha Tak Bangga RI Jadi Eksportir Batubara Terbesar Kedua

Di tengah penguat dolar Amerika Serikat terhadap rupiah saat ini, keuntungan yang diterima para pengusaha batubara memang lebih besar.

Menjadi eksportir batubara kedua terbesar di dunia tidak rupanya tidak membuat Ketua Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) berbangga hati.

Menurut Ketua APBI Bob Kamandanu, dirinya lebih bangga bila sebagian besar hasil produksi dalam negeri bisa diserap untuk kepentingan nasional.

"Sebetulnya kita tidak ingin menjadi eksportir terbesar di dunia, tapi kalau dibilang produksi kita sebagian besar digunakan oleh kita sendiri, itu tentu kita bangga, ini yang akan digalakkan," ujarnya kepada Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Selasa (10/9/2013).

Di tengah penguat dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah saat ini, Bob mengakui bahwa keuntungan yang diterima para pengusaha batubara memang lebih besar hasil dari kegiatan ekspornya. Namun sebenarnya hal tersebut tidak lantas membuat para pengusaha senang.

"Secara rupiah, penerimaan kita memang lebih besar. Tetapi bukan itu yang kita mau. Sesaat memang ada benefit, tetapi kita ingin jangka panjang rupiah kembali menguat. Karena kita membeli alat-alat juga menggunakan dolar. Ada keuntungan, tetapi kita tidak berpikir ini sebagai sesuatu keuntungan yang besar," lanjut dia.

Dia menilai, saat terjadi penguatan dolar seperti sekarang, tidak membuat para pengusaha untuk semakin gencar menjual batu bara ke luar negeri, sehingga tidak memberikan perubahan apapun kepada para pengusaha.

"Sebenarnya tidak terlalu bagus, kita jualan dolar, hanya untuk komponen-komponen rupiah saja yang kita diuntungkan, karena kita menukar dolar terhadap rupiah yang lebih banyak sedangkan cost tetapi di rupiah yang sama," jelasnya.

Dia mengatakan para pengusaha lebih tertarik untuk mencoba untuk memperbaiki kualitas batubara nasional di mana saat ini sekitar 60% dari produksi batubara nasional masih berkualitas rendah. (Dny/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.