Sukses

Defisit Transaksi Berjalan Buat Pemerintah Kerja Siang-Malam

Pemerintah optimis defisit transaksi berjalan pada kuartal III-2013 akan kembali menyusut.

Pemerintah mengklaim selalu bekerja keras untuk memperkecil selisih defisit transaksi berjalan (current account deficit) yang sudah berlangsung selama tujuh kuartal. Hingga kuartal II-2013, defisit transaksi berjalan mencapai 4,4% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Tantangan Indonesia adalah menekan defisit transaksi berjalan dan ke depan mengatasi defisit APBN, sehingga kami kerja keras siang malam untuk mengurangi defisit tersebut," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa di Jakarta, Selasa (11/9/2013).

Hatta mengklaim salah satu kerja keras yang dilakukan pemerintah adalah menerbitkan kebijakan kawasan berikat dengan menaikkan porsi domestik dari 25% menjadi 50%.

Di kawasan industri tersebut, tercatat ada 54 ribu tenaga kerja. Dengan kebijakan baru ini, pemerintah berharap perusahaan yang menempati kawasan berikat takkan melakukan lay off (PHK). "Alhasil kita harus terus melindungi pasar domestik melalui paket kebijakan tersebut," paparnya.

Diakui Hatta, defisit transaksi berjalan Indonesia memang telah berjalan selama tujuh kuartal. pada kuartal I-2013, Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan sebesar US$ 5,3 miliar atau setara 2,4% terhadap PDB. Defisit makin melemah menjadi US$ 9,8 miliar atau 4,4% dari PDB pada kuartal II.

Dari kondisi tersebut, pemerintah menilai salah satu cara penyelesaiannya adalah dengan mengendalikan laju impor terutama Migas. Sementara untuk mendorong laju ekspor, pemerintah mengaku membutuhkan waktu.

Meski terus meningkat, defisit transaksi berjalan pada kuartal III 2013 diyakini bakal kembali susut. Pemicunya adalah laju pertumbuhan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang telah menurun dari rata-rata 6% menjadi 4%.

"Defisit transaksi berjalan pasti akan lebih rendah di kuartal III dibanding sebelumnya. Yang penting, pemerintah tetap berupaya menjaga inflasi, mengendalikan impor dan mendorong masuknya investasi ke dalam negeri," tandas dia.(Fik/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.