Sukses

"Uangnya Diambil, Tahu Tempenya Bakal Dibuang dan Diinjak"

"Mereka yang masih berjualan akan diambil duitnya, tempe dan tahunya bakal dibuang dan diinjek, bahkan bisa dipukulin,"

Pasokan pangan dari berbahan baku kedelai seperti tahu dan tempe kosong di pasaran. Hampir semua tidak melakukan aktivitas jual beli selama tiga hari.

Pemilik toko tiga saudara di PD Pasar Jaya Mampang Prapatan, Rabu (11/9/2013), Sularno (46) mengatakan, kosongnya stok tempe dan tahu mulai terjadi sejak para pedagang memutuskan menggelar aksi mogok bersama. Aksi itu dilakukan akibat tingginya harga kedelai.

"Tukang tempe dan tahu nggak pada dateng, kedelai tinggi harganya. Mungkin kembali jualan pada esok hari," ujarnya kepada Liputan6.com.

Sularno menuturkan, aksi mogok bersama penjual tempe dan tahu dilakukan serempak. Keputusan ini diambil karena para pedagang harus menanggung akibat yang kurang menyenangkan jika ketahuan masih menjual tahu dan tempe.

"Kalau penjual tempe dan tahu masih tetap berjualan dimasa aksi mogok kali ini, maka mereka yang masih berjualan akan diambil duitnya, tempe dan tahunya bakal dibuang dan diinjek, bahkan bisa dipukulin," tegas Sularno yang mengatakan jumlah pedagangan tahu tempe di pasar tersebut berjumlah 10 kios.

Saat ini, tempe kotak ukuran kecil dijual seharga Rp 3.000 dan diperkirakan naik menjadi Rp 3.500. Sementara tempe kotak ukuran besar yang biasanya dijual Rp 5.000, naik menjadi Rp 6.000. Sedangkan tahu isi sepuluh yang harga biasanya sebesar Rp 2.000 menjadi Rp 2.500.

Para pedagang, lanjutnya, sebetulnya juga merasa kasihan dengan masyarakat yang kesulitan mendapatkan tempe dan tahu yang telah menjadi makanan khas orang Indonesia. (Dis/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini