Sukses

Petani Lada Kecipratan Penguatan Dolar AS

Para petani lada kini tengah menikmati untung yang lebih baik setelah dolar AS menguat cukup tinggi.

Tak cuma pengusaha skala besar, pelemahan kurs mata uang rupiah terhadap dolar AS juga memberikan keuntungan bagi para petani lada. Dengan menguatnya kurs dolar AS di pasar global, otomatis membuat harga lada menjadi tinggi.

Head of promotion and Marketing Development Asosiasi Eksportir Lada Indonesia (AELI) Yulianti Wijaja mengatakan, kondisi melemahnya rupiah memang mengutungkan petani. Sayangnya, keuntungan atas meningkatnya harga jual lada tidak terlalu signifikan.

"Dampak pelemahan rupiah menguntungkan. karena rupiah melemah jadi ya harganya naik," kata Yulianti, di kantor Perwakilan Internasional Pepper Community (IPC) Jakarta, Rabu (11/9/2013).

Direktur Jenderal Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Imam Pambagyo sebelumnya menyatakan harga rempah-rempah jenis lada terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Data Kemendag menunjukan peningkatan harga terlihat dari periode Januari 2012 sampai Agustus 2013. Harga lada hitam pada periode itu dijual berkisar Rp 50 ribu-60 ribu per kilogram. Sementara lada putih dijual diharga Rp 75 ribu-85 ribu per Kg.

"Untuk minggu pertama pada September harga lada hitam Rp 69 ribu per kilo sedangkan lada putih Rp 92 ribu per Kg," ungkap Imam.

Sedangka produksi lada internasional menurut Agus juga terus mengalami penurunan, pada tahun 2012 produksi lada mencapai 355 ribu ton, sedangkan pada 2013 ini menjadi 345 ribu ton. " Diestimasikan terjadi penurunan 13 ribu ton, pada produksi tahun ini," tutup Imam. (Pew/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini