Sukses

Ingat! Penjualan Bisa Kacau Gara-gara Kebanyakan Jual Produk

Menawarkan menu produk kepada konsumen tak selamanya jadi strategi jitu pemasaran. Hal ini justru bisa membuat bisnis Anda terganggu.

Bagi sebagian pebisnis, menawarkan banyak pilihan menu pada konsumen dianggap salah satu strategi untuk menggejot penjualan. Namun ternyata, memberi banyak pilihan pada konsumen justru berpotensi mengganggu volume penjualan Anda.

Dilansir dari Forbes, Rabu (11/9/2013), jejaring kopi multinasional, Starbucks, diketahui memiliki 87 ribu pilihan minuman berbeda yang ditawarkan di sejumlah kedainya. Padahal, warga Amerika Serikat (AS) setiap harinya hanya membuat 70 pilihan. Tak heran, para pelanggan akan kebingungan memilih menu yang ditawarkan.

Memberi banyak pilihan produk pada konsumen mungkin berhasil bagi banyak perusahaan besar. Sayangnya, strategi ini tak berlaku untuk bisnis-bisnis kecil.

Berikut tiga alasan mengapa terlalu banyak pilihan dapat mengganggu penjualan di perusahaan kecil:

1. Bisnisnya menjadi kurang fokus

Dengan modal yang terbatas, para pebisnis kecil hanya hebat dalam beberapa hal tertentu. Jangan pernah menjual terlalu banyak barang pada semua orang. Banyak perintis bisnis membuat kesalahan saat para pelanggan memintanya membeli produk yang memang tidak dijualnya.

Daripada berkata tidak, para pendiri bisnis kecil ini berinvestasi untuk menjual produk tersebut pada konsumen tadi dan justru mengacaukan fokus utama bisnisnya. Sebaiknya Anda mengembangkan produk yang ada dan menambahnya setelah laba yang diperoleh bisa digunakan untuk memaksimalkan produk yang ada. Selain itu, akan lebih mudah bagi Anda untuk menggunakan strategi penjualan efektif jika pilihannya tak terlalu banyak.

2. Melambatkan proses penjualan

Bagaimana jadinya jika Anda datang ke sebuah restoran dan disuguhi terlalu banyak menu? Tentu saja para konsumen akan memakan waktu lebih lama untuk menentukan makanan yang dipesannya. Selain itu, para pelanggan akan cenderung membeli lebih sedikit karena bingung dengan banyaknya pilihan yang diberikan. Bahkan di beberapa kasus, para pelanggan memilih untuk tidak membeli. Saat usaha kecil menyempitkan tawarannya, para konsumen akan memilih lebih cepat dan memesan lebih banyak.

3. Pembeli mudah menyesal

Para konsumen akan merasa kurang puas dengan keputusannya. Pembelinya cenderung merasa kecewa karena merasa lebih baik memilih produk yang lain. (Sis/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.