Sukses

Ekonomi Pulih, RI Minta China Stop Impor Produk Tak Penting

Tanda-tanda pemulihan ekonomi China mulai terlihat. Produksi perindustrian negara itu naik hingga 10,4%.

Tanda-tanda pemulihan ekonomi China mulai terlihat. Produksi perindustrian negara ini naik hingga 10,4% atau meningkat dibanding Juli yang mencapai 9,7%. Bahkan produksi pabrik-pabrik di China pada bulan ke delapan ini mengalami laju tercepat tahun ini.  

Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan,  peningkatan ekonomi China belum berdampak terhadap kegiatan ekspor maupun impor Indonesia.

"Tahun ini kan pertumbuhan ekonominya 7,5% dan dampaknya tidak ada, karena kami minta supaya impor (barang) China yang tidak penting tidak usah masuk. Dijaga supaya tidak terjadi penyelundupan di pelabuhan," terang dia di kantornya, Jakarta, Rabu (11/9/2013).

Sementara itu, menurut Menteri Keuangan Chatib Basri menilai perekonomian China yang mulai kembali menggeliat diharapkan akan mengangkat harga komoditas.

"Harga komoditas mulai naik, jadi saya kira pertumbuhan ekspor non migas sampai akhir tahun ini bisa positif apalagi kalau China bertumbuh," paparnya.

Namun Chatib pesimis terhadap kondisi tersebut, pasalnya dalam forum G20, pertumbuhan ekonomi di China telah direvisi ke bawah dari 7,7% menjadi 7,5%.

Seperti diketahui, Biro Statistik Nasional China melansir data investasi di pabri-pabrik dan aset tetap lain di China merangkak naik 20,3% dalam delapan bulan 2013 dibanding 20,1% periode Januari-Juli ini.  (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.