Sukses

5 Isu yang Jadi Obrolan Wajib Kepala Negara di APEC

Pacific Economic Cooperation Council (PECC), menyebutkan ada 5 isu utama yang harus dibahas dalam pertemuan para kepala negara APEC di Bali.

Hasil survei lembaga kemitraan tripartit dari sektor bisnis dan industri, pemerintah, dan akademisi, Pacific Economic Cooperation Council (PECC), menunjukkan lima isu utama yang harus di bahas dalam pertemuan para pemimpin negara APEC di Bali tahun ini. Survei tersebut melibatkan 560 pejabat dan pemimpin negara APEC.

Dari kelima isu tersebut, pembahasan mengenai sejumlah inisiatif intergrasi ekonomi regional menjadi yang paling dipilih para partisipan survei. Isu berikutnya adalah strategi pertumbuhan APEC, korupsi, Bogor Goals tentang perdagangan bebas dan terbuka serta investasi. Sementara isu kelima yang menjadi ajuan untuk dibahas di KTT APEC kali ini adalah pemerataan pendapatan di kawasan Asia Pasifik seperti dikutip dari keterangan tertulis PECC, Sabtu (6/10/2013).

Siapa sangka, menurut para partisipan survei, pembicaraan mengenai putaran Doha bukan lagi menjadi prioritas dalam APEC di Bali tahun ini. Hal tersebut mengingat keputusan dan kesimpulan tentang Putaran Doha baru akan dibahas pada pertemuan Organisasi Perdagangan Dunia (world Trade Organization/WTO) pada Desember mendatang.

Minat para pemimpin negara APEC mengenai pembahasan Putaran Doha terus berkurang sejak 2007. Terbukti persentase penurunannya sangat pesat dari 52% menjadi hanya 16% tahun ini. Sementara itu, dari 560 partisipan survei, hanya 11% yang menganggap isu tersebut sebagai prioritas utama dalam pertemuan para kepala negara APEC.

"Sejumlah kesepakatan perdagangan regional tak akan menyeselesaikan seluruh masalah perdagangan kita (Asia Pasifik)," ujar Co-Chair PECC Said Jusuf Wanadi.

Meski demikian, menurutnya Putaran Doha harus bisa seperti Uruguay Round yang pernah ada sebelumnya. Hal ini mengingat Putaran Doha bisa menciptakan perdagangan multilateral yang lebih global. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini