Sukses

Laundry di APEC, Paling Dicari Pengawal Presiden

Pelayanan cuci pakaian dan penginapan laris manis diserbu para tamu APEC, bahkan pengawal Presiden sekalipun.

Penyelenggaraan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) 2013 ternyata membawa berkah bagi pengusaha jasa laundry dan hotel di daerah Nusa Dua, Bali. Pelayanan cuci pakaian dan penginapan laris manis diserbu para tamu APEC, bahkan pengawal Presiden sekalipun.

Salah seorang karyawan Amaris Hotel, Lina (20) mengatakan, perhelatan APEC Indonesia yang berlangsung di kawasan Bali Tourism and Development Coperation (BTDC) berdampak positif terhadap okupansi hotel bintang dua itu.

"Sejak tanggal 4-9 Oktober ini, kamar di hotel kami sudah penuh dengan jumlah kamar sebanyak 130 unit.Tapi kami blok 3-4 kamar untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Nusa Dua Bali, seperti ditulis Minggu (6/10/2013).

Dia mengaku, kondisi serupa pernah dirasakan ketika penyelenggaraan Miss World bulan lalu yang telah menyedot sebanyak 60 kamar. Namun kini saat gelaran APEC 2013, pengunjung hotel didominasi oleh aparat keamanan.  

"Sekarang ini sudah penuh di booking Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang lebih memilih menyewa kamar twin bed. Mereka telah reservasi kamar hotel untuk twin bed," papar Lina.

Sementara pada hari normal di luar musim liburan para turis setiap bulan Agustus, penyewaan kamar hotel hanya sebanyak 30-40 unit. "Biasa ramainya di musim liburan turis, misalnya dari negara Afrika Selatan, Australia, Rusia serta wisatawan domestik," ujar dia.

Amaris, kata Lina mematok tarif per unit kamar hotel di Amaris sebesar Rp 410 ribu nett per hari dan ditargetkan lebih besar yakni Rp Rp 500 ribu per unit pada tahun depan.

Sementara itu, Pemilik Enix Laundry, Susi (40) yang berlokasi di Jalan Pratama 24 A Nusa Dua ini juga mengaku bila pelanggan dadakan cuci pakaian selama beberapa hari ini adalah paspampres.

"Pelanggan nambah banyak sekali, terutama Paspampres yang sudah jauh-jauh hari berada di Bali untuk mengawal Presiden," ucap dia.

Susi menyebut, pihaknya dapat menerima permintaan jasa laundry per hari sebanyak ratusan potong pakaian dibandingkan hari normal pada umumnya sekitar puluhan potong.

"Omset pun bertambah dari biasanya Rp 200 ribu-Rp 250 ribu per hari menjadi Rp 500 ribu-Rp 600 ribu per hari. Karena kami mematok harga laundry hanya Rp 6 ribu per kg," tambah dia.

Susi memulai usaha pada tujuh tahun lalu dan kini sudah mempunyai basis karyawan sebanyak 4 orang. Enix Laundry tidak memungut biaya apapun apabila ada pelanggan yang meminta supaya waktu pelayanan laundry kurang memuaskan.

"Cuaca memang menjadi kendala bisnis laundry. Tapi kami punya satu unit pengering jadi biarpun hujan tidak terpengaruh dengan jumlah karyawan sebanyak dua orang," pungkas Susi. (Fik/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini