Sukses

9 Negara yang Alami Hiperinflasi Terburuk Sepanjang Sejarah (2)

Inflasi menjadi tolak ukur kondisi perekonomian di satu negara.

Sekarang ini semua negara berlomba-lomba menumbuhkan perekonomian mereka. Salah satunya dengan tetap menjaga tingkat inflasi di negaranya masing-masing. Mungkin mereka tak ingin sejarah berulang.

Sebab ternyata hiperinflasi terjadi tak pandang bulu. Negara dengan perekonomian terbesar saat ini, seperti China, Jerman, dan Perancis pernah mengalami kondisi  hiperinflasi yang sempat menghancurkan kondisi negara ini.


Hiperinflasi biasanya muncul ketika adanya peningkatan persediaan uang yang tidak diketahui atau perubahan sistem mata uang secara drastis. Hiperinflasi biasanya dikaitkan dengan perang, depresi ekonomi dan memanasnya kondisi politik atau sosial suatu negara.

Berikut lanjutan 9 negara yang mengalami hiperinflasi terburuk sepanjang sejarah seperti melansir Businessinsider, Selasa (8/10/2013): (klik link ini untuk membaca artikel pertama)


6. China

Siapa sangka China yang kini masuk negara dengan perekonomian terkuat pernah mengalami hiperinflasi. Negara ini  mengalami hiperinflasi pada Oktober 1947 hingga Mei 1949 dengan tingkat inflasi 14%. Kondisi ini membuat harga meningkat dua kali lipat setiap lima hari, 8 jam.

Hiper inflasi China terjadi setelah Perang Dunia II. Kala itu China terbagi oleh perang saudara. Nasionalis dan Komunis berjuang untuk mengontrol negara dan bersaing dalam proses memperkenalkan mata uang, meninggalkan sistem moneter China terfragmentasi di 1948.

7. Peru

Negara ketujuh yang mengalami hiperinflasi adalah Peru kurun Juli 1990 hingga Agustus 1990 dengan inflasi 5% membuat harga barang melonjak dua kali lipat setiap 13 hari, 2 jam.

Menurut sejarahnya, hiperinflasi terjadi karena pertempuran panjang. Ini menjadi inflasi kedua di abad ke-20. Selama paruh pertama tahun 1980-an, Presiden Peru pada masa itu Fernando Belaunde dihadapkan dengan kebijakan penghematan yang diberlakukan pemberi pinjaman IMF menyusul krisis keuangan Amerika Latin yang dimulai di awal dekade.

8. Perancis

Perancis masuk menjadi negara kedelapan yang pernah mengalami hiperinflasi. Kondisi itu terjadi pada Mei 1795 hingga November 1796. Inflasi harian Perancis mencapai 5% dan membuat harga berubah dua kali lipat setiap 15 hari, 2 jam.

Sejarah tersebut berawal dari Revolusi Prancis (1789-1799) terjadi setelah periode Perancis telah berjalan sampai utang besar melawan perang, termasuk perang kemerdekaan AS dari Great Britain.

Satu dari kebijakan utama ekonomi Revolusi Perancis adalah nasionalisasi tanah yang sebelumnya dimiliki oleh Gereja Katolik.

Gereja dipandang sebagai sasaran empuk bagi pengambilalihan aset karena mereka memiliki banyak tanah namun memiliki pengaruh politik yang relatif sedikit dalam pemerintahan rezim.

9. Nikaragua

Negara terakhir yang mengalami hiperinflasi terburuk adalah Nikaragua, kurun Juni 1986 hingga Maret 1991 dengan tingkat inflasi harian mencapai 4%. Kondisi ini membuat harga meningkat dua kali lipat setiap 16 hari, 10 jam.

Hiperinflasi dilatarbelakangi Revolusi Nikaragua yang menemukan Sandinista komunis berkuasa pada 1979, sehingga terjadi resesi global dan krisis keuangan di banyak negara Amerika Latin yang dipicu oleh rekor tingkat utang yang tinggi dan ketidakmampuan negara-negara untuk melayani orang-orang ekonomi Nikaragua.(Pew/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.