Sukses

Isabel dos Santos, Gampang Kaya Karena Berkah Jadi Anak Presiden

Isabel dos Santos, putri tertua dari Presiden Angola Jose Eduardo dos Santos ini mencatatkan kekayaan US$ 2 miliar.

Isabel dos Santos dinobatkan menjadi wanita pertama terkaya di Afrika pada 2013. Forbes menyebut putri tertua dari Presiden Angola Jose Eduardo dos Santos ini mencatatkan kekayaan sekitar US$ 500 juta pada November 2012.  Kekayaannya bertambah menjadi US$ 2 miliar pada Maret 2013.

Wanita kelahiran tahun 1973 ini pun masuk dalam klub orang kaya baru pada 2013 versi Forbes. Istri dari Sindika Dokolo ini sejak 2008 telah memiliki ketertarikan untuk berinvestasi di telekomunikasi, media, ritel, keuangan dan industri energi di Angola dan Portugal.

Lalu bagaimana wanita dengan tiga anak ini membangun kekayaannya di negara yang penduduknya memiliki pendapatan US$ 2 per hari? Mari simak perjalanan hidupnya seperti dilansir dari businessinsider dan Forbes, Rabu (9/10/2013):

Berkah Jadi Anak Presiden

Isabel dos Santos merupakan anak perempuan tertua dari Presiden Angola Jose Eduardo dos Santos dan Tatiana Kukanova, istri pertama Jose dos Santos yang berasal dari Rusia. Angola Jose Eduardo dos Santos menjadi presiden Angola pada 1979 dan usia 6 tahun, Isabela pindah ke istana presiden ayahnya.

Gaya hidup keluarganya dikenal tidak terlalu over dibanding standar diktator Afrika yang dikenal boros. Meski demikian, ia mendapatkan julukan 'Putri'. Dengan pohon natal yang didatangkan dari New York dan bubbly senilai US$ 500 ribu yang diimpor dari pemilik restoran di Portugal.

Isabela dikenal sebagai sosok yang sederhana dan down to earth alias membumi. Ia tidak ingin dilihat mendapatkan hak khusus sebagai anak presiden. Wanita berlesung pipi ini pun juga harus menghadapi perceraian orangtuanya. Ibu Isabela, Tatiana pun pergi ke Inggris, dan menjadi warga negara Inggris.

Media Inggris pada 1991 memberitakan, Isabela  menghabiskan dua tahun sekolah di St. Paul, sekolah publik di London, Inggris. Wanita berusia 40 tahun ini melanjutkan kuliah di Inggris. Ia meneruskan kuliah di jurusan teknik elektro dan bisnis di King College, Inggris.

Dikritik namun diakui sebagai pengusaha

Ibu tiga anak ini dikenal dapat berbicara dengan berbagai bahasa tetapi jarang bicara ke media. Seperti ayahnya, Isabela dikenal menjaga untuk tetap low profile. Isabela sering diwakilkan oleh juru bicaranya.

Namun, Isabela dikenal sebagai sosok pengusaha wanita pintar, baik dan dinamis oleh media Portugal Publico pada 2007. Selain itu, ia juga dinilai profesional dan menyenangkan. Koran ekonomi Inggris Financial Times menyebutkan meski berbagai kritikan dihadapi Isabela, tetapi dirinya menunjukkan seorang pengusaha.

Menikahi suami yang kaya

Isabela menikah dengan Sindika Dokolo pada 2003,  yang berprofesi pengusaha asal Kongo. Sindika, anak dari Sanu Dokolo jutawan yang juga pendiri Bank of Kinshasa. Pasangan ini dikarunia tiga anak.

Ketika mereka menikah, biaya pernikahannya mencapai US$ 4 miliar. Pada acara pernikahan itu mendatangkan paduan suara spesial dari Belgia dan menyewa dua pesawat untuk membawa makanan dari Prancis.

Sekitar 800 tamu undangan menghadiri acara pernikahan mereka, dan sebagian merupakan relasi pasangan tersebut. Beberapa presiden Afrika juga menghadiri pernikahan Isabela dan Sindika.

Pada Desember 2012, Isabel memperingati ulang tahun pernikahannya ke sepuluh dengan Sindika Dokolo. Acara peringatan pernikahan itu berlangsung selama tiga hari yang dirayakan dengan penuh kemewahan dan kemeriahan. Berbagai tamu dan kerabat datang dari Jerman, Brasil dan tamu lokal di Angola.

Pulang ke Angola

Ketika Isabela kembali ke Angola dinilai terburu-buru. Ada dugaan ia menerima ancaman di London.

Dia mulai bekerja sebagai manajer proyek untuk Urbana 2000, anak usaha dari grup Jembas yang memenangkan kontrak untuk melakukan pembersihan kota.

Ia memulai bisnisnya ketika berusia 24 tahun dengan membangun restoran dan klub yang bernama Miami Beach pada 1997. Miami Beach merupakan restoran dan klub pertama di Luanda, ibukota Angola.

Menurut jurnalis Rafael Marques de Morais, restorannya dikenal dengan manajemen yang buruk. Meski hingga hari ini, pelayanan di restoran itu membutuhkan waktu dua jam untuk  melayani dan sejam untuk mendapatkan bayaran.

Ciri khasnya: Gerak Cepat

Saat menjalankan bisnisnya, Isabela dikenal bergerak cepat dan cermat untuk berinvestasi. Ia tertarik berinvestasi di perbankan, telekomunikasi, media, ritel, keuangan, dan energi sejak 2008. Ia juga mengepakkan sayap di bisnis minyak dan berlian.

Dalam laporan Forbes, Isabela menjalankan bisnisnya tak lepas dari campur tangan ayahnya, yang seorang Presiden Angola. Meski demikian, dalam sebuah wawancara, Isabela menegaskan, dia seorang pengusaha bukan politikus.

Hampir 20 tahun, Isabela melakukan ekspansi bisnis dan membuat holding di Angola dan Portugal. Kekayaannya mencapai US$ 2 miliar karena ada beberapa kepemilikan sahamnya di beberapa perusahaan.

Isabela memiliki saham terbesar di Zon, perusahaan televisi berbayar dengan kepemilikan sekitar 28,8% senilai US$ 385 juta sejak Juli 2012. Ia juga memiliki 19,5% saham di bank Banco BPI, senilai US$ 465 juta, dan 25% saham di Angola Banco BIC senilai US$ 160 juta. Selain itu, ia memiliki saham di perusahaan semen Nova Cimangola.

Salah satu bisnisnya yang menjadi perhatian yaitu bisnis telekomunikasi. Isabela juga memiliki 25% saham di Unitel, salah satu perusahaan swasta jaringan telekomunikasi terbesar di Angola.

Ada cerita di balik pendirian perusahaan telekomunikasi ini. Pada 1997, Presiden Angola Jose dos Santos mengeluarkan dekrit untuk meningkatkan nilai spektrum telekomunikasi.  Pemerintah harus melakukan proses penawaran untuk lisensi telekomunikasi baru.

Tapi 2 tahun kemudian, Jose menentang keputusannya sendiri dengan mengeluarkan ketentuan baru. Pemerintah dapat memberikan lisensi itu tanpa tender publik asalkan penerima adalah perusahaan patungan dengan negara.

Sebelas bulan kemudian, Unitel pun memiliki hak untuk menjadi operator swasta pertama telepon seluler di negara itu.  Dengan catatan memiliki kewenangan penuh untuk menyetujui proyek itu dan memutuskan kepemilikan saham struktur perusahaan. Isabela pun memiliki 25% saham di Unitel.

Juru bicara Isabela menuturkan, pihaknya telah menyuntikkan modal di Unitel tetapi tidak menyebutkan angkanya. Unitel pun telah memiliki 9 juta pelanggan. Pendapatan tahun lalu mencapai US$ 2 miliar, dan menjadi perusahaan swasta terbesar di Angola. Hal itu tak terlepas dari ponsel yang telah merevolusi Afrika. Adapun berdasarkan analis, nilai saham Isabela dapat mencapai US$ 1 miliar.

Selain perusahaan telekomunikasi, perusahaan minyak juga menjadi usaha menguntungkan. Apalagi Angola memproduksi 650 juta minyak barel per tahun. Kebanyakan penjualan untuk ekspor.

Laporan Forbes menyebutkan, strategi partner di perusahaan minyak negara Sonangol cukup aneh. Mitra Isabel, miliarder Americo Amorim juga memainkan peran kunci dalam struktur perusahaan di Sonangol.

Serius di bisnis telekomunikasi

Lewat perusahaan Unitel International Holding, Isabela mengakuisisi operator mobile T+ di Cape Verde, dan mendapatkan lisesnsi untuk membangun operator telekomunikasi di Sao Tome and Principe. Lewat investasi ini, Isabela mengungkapkan, pihaknya akan investasi di pendidikan untuk melatih para ahli teknik, manajer, dan fokus menciptakan lapangan pekerjaan.

Dalam sebuah wawancara, Isabel mengatakan, masa depan telekomunikasi Afrika akan berpikir jauh di atas ponsel dan fokus kepada konektifitas dengan kapasitas tinggi dengan broad band besar sehingga dapat menghubungkan benua Afrika. (Amh/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.