Sukses

Karpet Kayu `Made In` RI Kini Mulai Mendunia

Setiap perajin di Indonesia sebenarnya mampu mengeluarkan ide-ide kreatif agar produk yang dihasilkan mampu menarik minat konsumen.

Kreasi kerajinan tangan dalam negeri sebenarnya memiliki potensi besar. Sebab, setiap perajin di Indonesia mampu mengeluarkan ide-ide kreatif agar produk yang dihasilkan mampu menarik minat konsumen.

Seperti Sally Adriani, pemilik dari Unique Carpet & Decoration yang memproduksi kepingan kayu yang disusun membentuk barang jadi siap pakai.

Ide awal Sally menggeluti bisnis ini ketika pada 2011, mendapatkan tawaran dari seorang rekan asal Korea Selatan untuk membuat karpet dari potongan kayu yang disusun.

Setelah berbentuk barang dan ternyata cukup diminati, dia pun mulai merintis usahanya ini. Modal awalnya kala itu tidak kurang dari Rp 200 juta yang digunakan untuk menyewa tempat, membeli bahan baku serta menggaji karyawan.

"Awalnya orang Korea itu memberikan contoh produknya, kemudian saya mulai kembangkan dan melihat potensinya cukup besar sehingga saya fokus ke sini," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com pada Pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2013 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, seperti ditulis Jumat (18/10/2013).

Sebagai bahan baku, Sally banyak menggunakan kayu sonokeling, kayu karet dan kayu jati yang didatangkan dari wilayah Sumatera dan Jawa.

Produk-produk yang dihasilkan seperti alas gelas, alas piring, karpet, dekorasi, dan beragam perlengkapan rumah tangga dengan harga mulai dari Rp 50 ribu hingga diatas Rp 1 juta. Dalam satu bulan, Sally bisa meraup omset hingga mencapai Rp 200 juta per bulan.

Produknya ini sudah dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia seperti di Pulau Jawa, Bali, Pekanbaru, Palembang dan Medan.

Selain dipasar dalam negeri, produknya ini juga telah merambah pasar luar negeri seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, Turki dan Jepang.

"Kalau dalam negeri paling banyak itu ke Bali, kalau luar ke Amerika, dengan perbandingan 70% untuk di dalam negeri, sisanya baru keluar. Kalau secara nominal mungkin sekitar Rp 50 juta itu pasar luar negeri, dan di atas Rp 100 juta untuk lokal per bulannya," jelas Sally.

Sally mengaku telah memiliki pabrik skala menengah di wilayah Palembang serta toko di Jakarta. Jumlah pegawainya pun semakin lama terus meningkat seiring dengan perkembangan usahanya tersebut, dari yang awalnya hanya 20 orang kini telah mencapai 100 pekerja.

Kedepannya Sally berharap dapat lebih mengembangkan produknya tersebut sehingga dapat dipasarkan ke seluruh Indonesia serta dapat menambah negara tujuan ekspor.

"Memang untuk mencari marketnya itu yang paling sulit, tetapi kalau kita rajin melakukan promosi dan mengikuti pameran seperti ini mudah-mudahan dapat lebih dikenal orang dan otomatis akan meningkatkan penjualan," tandasnya. (Dny/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini