Sukses

RI Lebih Banyak Keruk Minyak Daripada Nemu Cadangan

SKK Migas mencatat produksi minyak Indonesia terus menurun hingga 30%.

Kepala Plt Satuan Kerja Khusus Pelaksan kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Yohanes Widjonarko mengatakan produksi minyak Indonesia terus menurun hingga 30%.

Dalam lima tahun terakhir rasio penemuan cadangan baru terhadap produksi (reserves replacement ratio/RRR) sekitar 52%. Padahal idealnya, angka reserves replacement ratio di atas 100% agar setiap satu barel minyak yang diproduksi dapat diimbangi dengan penemuan cadangan dari kegiatan eksplorasi yang hasilnya lebih dari satu barel.

"Dari 321 wilayah kerja, 5 tahun terakhir RRR minyak turun 52%, artinya cadangan minyak lebih rendah dibanding yang diproduksi," kata Widjonarko dalam acara APOGCE di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (22/10/2013).

Data SKK Migas menunjukkan cadangan minyak RI terus menurun. Pada awal 2012, cadangan minyak Indonesia berada di level 3,74 miliar barel, namun di awal tahun ini turun 150,39 juta barel menjadi 3,59 miliar barel.

Produksi minyak tahunan yang lebih besar dibanding penemuan cadangan minyak baru menyebabkan berkurangnya cadangan. Jika kegiatan eksplorasi tidak digencarkan, cadangan minyak Indonesia bakal segera habis.

Apalagi saat ini lapangan minyak yang ada di Indonesia sudah sangat tua, sehingga membutuhkan teknologi untuk menggenjot produksi seperti pemanfaatan teknologi Enhance Oil Recovery (EOR). Semakin tua lapangan maka biaya produksinya lebih tinggi.

Sementara saat ini, lanjut dia, banyaknya kendala telah membuat investor enggan melakukan kegiatan eksplorasi untuk mencari cadangan baru.  "Kurangnya insentif, sosial, ekonomi, teknis, dan regulasi," ungkap dia. (Pew/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini