Sukses

BI: Dampak Kenaikan BBM Subsidi Sudah Hilang

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai dampak dari penyesuaian harga BBM bersubsidi pada Juni lalu telah mereda.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan dampak putaran kedua dari penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada Juni lalu kini sudah hilang. Hal ini terlihat dari normalnya laju inflasi pada Agustus-September lalu.

Gubernur BI, Agus Martowardojo mengungkapkan, terjadi deflasi sebesar 0,35% pada September lalu, sehingga inflasi tahunan dari Januari-September 2013 mencapai 7,75% (year to date/ytd).  

"Tekanan inflasi sudah ke pola normal dan kami perkirakan tiga bulan terakhir ini inflasi akan terus menurun dan bisa mencapai target di kisaran 9%-9,8%. Jadi bisa dikatakan dampak kenaikan BBM subsidi atau second round effect-nya sudah hilang," ujar  dia saat ditemui di Seminar Outlook 2014 di Hotel Le Meridien, Kamis (24/10/2013).

Lebih jauh dia menilai, faktor ekonomi global yang semakin menantang pada tahun ini berpengaruh terhadap perdagangan dan pasar keuangan Indonesia. Faktor utama tersebut, antara lain, pertama, ekonomi global belum cukup kuat bagi pertumbuhan ekonomi negara berkembang, seperti China dan India.

Sementara ekonomi Eropa, Agus menambahkan, telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan meskipun melambat. Hasilnya, proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dipangkas menjadi 2,9% di tahun ini dari sebelumnya pada 2012 sebesar 3,2%. Harga komoditas juga masih merosot dari 18% di tahun lalu menjadi 8,2% pada 2013.

"Kedua, tantangan peningkatan inflasi akibat kenaikan harga pangan. Ini tidak dapat dihindari dan akhirnya mengganggu kesinambungan fiskal, termasuk defisit transaksi berjalan yang sudah berlangsung selama 8 kuartal akibat tekanan kinerja perdagangan dan ekspor," ujar Agus.

Dengan faktor-faktor tersebut, Agus mengaku, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan berada di kisaran 5,5%-5,9% atau turun dari tahun lalu yang menembus 6,2%. Ini disebabkan karena perlambatan konsumsi dan investasi non bangunan.

"Tapi BI dan pemerintah tidak akan tinggal diam dengan melakukan bauran kebijakan yang lebih berkesinambungan dan stabilisasi sistem keuangan, seperti belum lama ini menaikkan BI rate, memperkuat makro prudensial, stabilisasi kurs rupiah dan memperbaiki komunikasi," tutur dia. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini