Sukses

3 Bisnis Non Migas Jadi Bintang Ekspor 2013, Apa Saja?

Kemendag mempersiapkan sektor manufaktur sebagai andalan pemerintah pada 2014.

Ambisi Indonesia untuk menghilangkan ketergantungannya dari sektor sumber daya alam (SDA) perlahan mulai diwujudkan, Pemerintah pada 2014 menyatakan akan lebih mendorong sektor manufaktur sebagai salah satu andalan dalam perdagangan ekspor ke luar negeri.

"Kalau maufaktur tentunya yang jadi bintang adalah otomotif, sepatu, tekstil yang kemarin bagus," ujar Menteri Perdagangan Gita Wirjawan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Minggu (27/10/2013).

Selain tren positif sektor manufaktur, Gita mengapresiasi perkembangan industri kapal laut dalam negeri yang mengalami peningkatan ekspor cukup signifikan.  "Kapal laut juga ekspornya naik ratusan persen untuk semester pertama ini nggak pernah terkira akan terjadi," lanjutnya.

Dengan kondisi ekonomi dunia terutama di negara Asia yang perlahan mulai menunjukan perbaikan secara positif, Indonesia dinilai bisa mendapatkan berkah positif seiring pasar yang makin menjanjikan. "Ini positif sekali karena tengah terjadi recovery di pasar-pasar seperti Jepang, China dan sebagainya," jelasnya.

Diakui Gita, sektor sumber daya alam (SDA) seperti hasil perkebunan kelapa sawit dan pertambangan lewat baru bara,Gita akan mengalami peningkatan. Membaiknya sektor SDA ini diharapkan bisa mambantu Indonesia keluar dari kondisi ekonomi yang tidak stabil saat ini.

Fokus Impor

Pada bagian lain, Gota mengungkapkan pemerintah akan lebih mendorong importasi pada barang modal dan bahan dasar ketimbang produk jadi dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini dilakukan seiring mulai banyaknya investor yang menanamkan modalnya di Indonesia. "Ini bagus, kita lagi bangun pabrik," ujarnya.

Importasi barang modal dan bahan baku dinilai mampu meningkatkan nilai tambah produk-produk lokal sehingga dapat mengurangi ekspor bahan mentah ke luar negeri.

Selama ini, defisit neraca perdagangan Indonesia dipicu oleh importasi sektor Migas yang terlalu besar. Untuk menekan hal itu, pemerintah mengambil kebijakan dengan mewajibkan penggunaan biofuel sebesar 10%.

"Sampai kemarin kita defisit hanya karena migas sedangkan non migas surplus. Kenaikan harga BBM akhir Juni dengan sikap kita untuk biofuel menggunakan kelapa sawit kalau kita bisa mencapai 10% ini bagus bukan cuma (sektor) perdagangan tapi fiskal juga," tandasnya.(Dny/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini