Sukses

Indonesia Kalah Makmur dari Malaysia, Ini Alasannya!

Ada beberapa tolak ukur yang menjadikan Malaysia lebih makmur dari Indonesia. Apa saja?.

Lembaga independen yang bergerak di bidang kesejahteraan masyarakat dunia, Legatum Institute baru saja merilis laporan `The Legatum Prosperity Index 2013` berisi urutan negara-negara paling makmur di dunia.

Namun Indonesia harus puas berada di posisi ke-69 dan tertinggal 25 peringkat dari Malaysia yang bertengger di posisi 44. Lalu mengapa Indonesia dinilai masih kalah makmur dibandingkan Malaysia?.

Seperti mengutip laporan resmi Legatum Institute, Rabu (30/10/2013), peringkat 142 negara yang diteliti lembaga internasional tersebut diukur berdasarkan sejumlah faktor termasuk kekayaan, pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup rakyatnya.

Dilihat dari pertumbuhan ekonomi, Malaysia tercatat berhasil menembus ke peringkat 10 besar di posisi 8. Sementara Indonesia jauh tertinggal di posisi ke-35.

Sementara dinilai dari jumlah produk domestik bruto (PDB) per kapita, Indonesia masih harus puas dengan posisinya di bawah Malaysia.

PDB per kapita Malaysia tercatat lebih tinggi senilai US$ 17.142,6, sementara Indonesia hanya berjumlah US$ 4.855,95.

Di Malaysia, 53,4% masyarakatnya percaya bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mencari pekerjaan. Sementara di Indonesia hanya 45,9% yang berpikir demikian.

Bicara soal pemerintahan, masyarakat Malaysia lebih percaya tingkat korupsi di sejumlah badan negaranya tidak terlalu tinggi. Sementara 84,7% penduduk Indonesia sangat yakin korupsi terjadi di mana-mana baik di dunia bisnis maupun pemerintahan.

Kemudian jika dilihat dari bidang pendidikan, rasio perbandingan jumlah guru di Indonesia masih tertinggal dari Malaysia. Di dalam negeri, rasio guru dan murid terhitung 1 berbanding 16. Sebaliknya, di Malaysia, skala jumlah guru dan murid tercatat satu berbanding 13.

Malaysia memang lebih makmur dari Indonesia. Terbukti, tingkat kepuasan hidup masyarakat Malaysia tercatat lebih tinggi dibandingkan penduduk di Tanah Air. (Sis/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini