Sukses

Pelayanan Sanitasi Kurang, Ekonomi Indonesia Terhambat

Pelayanan sanitasi yang kurang menghambat potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pelayanan sanitasi yang kurang menghambat potensi pertumbuhan Indonesia. Kerugian ekonomi yang diderita oleh Indonesia terkait dengan kesehatan dan lingkungan akibat layanan sanitasi yang kurang memadai mencapai 2,3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) tahunan.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik selama beberapa tahun belakang ini belum diimbangi dengan peningkatan pelayanan sanitasi hanya 5% kotoran dan hanya 1% air limbah yang dihasilkan masyarakat dikumpulkan dan diolah dengan benar.

Hal tersebut menyebabkan kekhawatiran dampak kesehatan dan lingkungan. Sementara itu, sekitar 14% penduduk perkotaan masih melakukan praktek buang air besar sembarangan (open defectation).

"Hampir separuh penduduk Indonesia tinggal di daerah perkotaan dan semakin banyak penduduk yang akan pindah ke daerah perkotaan pada masa mendatang. Pelayanan manajemen air limbah dan lumpur tinja yang lebih baik sangat diperlukan, terutama untuk rakyat miskin," ujar Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chavez ketika ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (30/10/2013).

Menurut Rodrigo, Indonesia akan menerima manfaat dari solusi transformatif yang melibatkan sektor publik dan swasta, juga dengan peningkatan kesadaran masyarakat akan budaya hidup bersih dan sehat yang lebih baik.

Sejak tahun 2000, pemerintah Indonesia sudah menjalankan beragam reformasi untuk sektor air bersih dan sanitasi yang telah membuahkan hasil. Contohnya, Program Pengembangan Sanitasi Perkotaan (PPSP) yang telah membantu ratusan pemerintah daerah dalam mempersiapkan strategi sanitasi kota.

Komitmen pemerintah untuk meningkatkan pelayanan juga tercermin dari kenaikan pendanaan untuk pelayanan sanitasi yang cukup signifikan. Peningkatan tersebut membantu mendanai pembangunan 1.700 sistem air limbah berbasis masyarakat (SANIMAS) dan berbagai rencana untuk mengembangkan lebih banyak lagi sistem semacam ini.

Pemerintah juga tengah merencanakan pembangunan sistem jaringan pipa air limbah dan pengolahan secara terpusat (sewerage) di kota-kota besar yang akan membantu memperluas layanan sanitasi yang aman dan ramah lingkungan.

Selain itu, Kepala Praktisi Sektor Air Bank Dunia untuk kawasan Asia Timur dan Pasifik, Sudipto Sarkar mengatakan, pelayanan sanitasi perkotaan yang berkualitas akan mendukung pertumbuhan ekonomi perkotaan, mengurangi resiko kesehatan dan melindungi lingkungan.

"Diperlukan upaya-upaya komprehensif dan tepat guna untuk memperbaiki sanitasi, demi mencapai kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat," ujar Sudipto.

Kajian sanitasi perkotaan Indonesia merupakan bagian dari Kajian Sanitasi Perkotaan Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik. Kajian ini difokuskan di tiga negara berkembang dengan pendapatan menengah yaitu Indonesia, Filiphina dan Vietnam.

Hasil kajian di tingkat regional dan negara ini diharapkan dapat membantu penyusunan kerangka kerja untuk perbaikan sektor sanitasi.

(Dis/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini