Sukses

Pertumbuhan Ekonomi RI Bakal Melambat Seperti 2009

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang digadang-gadang menjadi Macan Asia sepanjang kuartal III 2013, diprediksi melambat seperti pada 2009.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang digadang-gadang menjadi Macan Asia sepanjang kuartal III 2013, diprediksi melambat seperti kondisi pada 2009. Bedanya, saat ini para ekonom masih terlihat tenang dan belum memperlihatkan kepanikan serupa.

Berdasarkan survei yang dilakukan Reuters, para ekonom memperkirakan produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5,6% pada kuartal III, melansir CNBC, Rabu (6/11/2013).

Sementara data Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) menyebutkan 5,6% mencerminkan laju pertumbuhan ekonomi paling lamban sejak kuartal IV 2009. Terlebih lagi, dunia masih dihantui krisis keuangan global.

"Sejumlah indikator kuat menunjukkan adanya perlambatan laju produksi sejak kuartal III 2009. Meskipun sebenarnya permintaan impor dan pertumbuhan kredit masih terhitung normal," seperti tertulis dalam laporan Moody's Analytics.

Selama beberapa bulan terakhir, Indonesia dibuat kalang kabut menghadapi volatilitas pasar akibat rencana Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menarik dana stimulusnya.

Rencana itu dianggap mempersulit Indonesia mendanai defisit transaksi berjalan yang mencapai 4,4% dari PDB pada kuartal kedua.

Sementara pada periode Juni hingga September tahun ini, Bank Indonesia (BI) tercatat menaikkan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 150 basis poin menjadi 7,25% guna mengatasi kemerosotan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Permintaan domestiknya berkurang dan akan membuat pertumbuhan ekonomi terganggu selama beberapa kuartal ke depan," ungkap ekonom dari Moody's Analytics. Pada kuartal depan, para analis menilai ekonomi Indonesia bahkan hanya tumbuh 5,1%.

Berbeda dengan analisa tersebut, sejumlah ekonom lain masih menunjukkan keyakinan akan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai Macan Asia.

"Ini merupakan laju pertumbuhan paling lambat sejak 2009. Namun Indonesia masih diprediksi tumbuh sekitar 5% lagi. Tampaknya ekonomi Indonesia masih akan tumbuh secara positif," ungkap ekonom HSBC Frederic Neumann.

Dia mengaku masih mengkhawatirkan defisit perdagangan Indonesia yang semakin melebar dan melambatnya komoditas ekspor.

Tetapi Neumann menilai, tingkat pengeluaran masyarakat masih tinggi. Selain itu, pemilihan presiden pada Juli tahun depan dinilai dapat menggenjot belanja konsumen.

"Tahun depan dapat menjadi waktu pertumbuhan yang relatif pesat," ujar dia yang memprediksi pertumbuhan ekonomi Tanah Air terparah akan terjadi pada kuartal ke-4.

Tetapi pemulihan tersebut tak dapat dicapai jika pemerintah tidak segera melakukan sejumlah reformasi struktural. Sementara itu ekonom Standard Chartered Edward Lee memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III tahun ini merupakan yang terendah.

Dia menilai ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,7% pada kuartal berikutnya. Secara keseluruhan, BI memprediksi pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,5%-5,9%, meskipun secara spesifik nilainya hanya akan bergerak di level 5,6%. (Sis/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini