Sukses

Indonesia Jadi Supermarket Batu Bara Dunia

Seperti supermarket, semua batu bara dari kualitas rendah sampai tinggi ada di Indonesia. Saat ini, RI menjadi pengekspor batu bara terbesar

Indonesia saat ini tercatat sebagai negara pengekspor batu bara terbesar di dunia. Sekitar 80% batu bara yang dikeruk dari perut bumi dikirimkan ke sejumlah negara lain seperti China, India, Jepang dan Eropa.

Ekspor batu bara yang tinggi disebabkan penyerapan batu bara di pasar domestik masih sangat rendah. Sebutlah, dari 400 juta ton batu bara yang diproduksi, kebutuhan domestik hanya 65 juta ton.

Alhasil, meski hanya menempati posisi produksi batu bara terbesar ketiga, RI mampu menyandang gelar negara pengekspor batu bara nomor wahid di dunia.

Seperti supermarket, semua jenis batu bara dari kualitas rendah sampai tinggi ada di Indonesia. Posisi Indonesia yang strategis juga membuat pembeli lebih senang membeli batu bara dari Indonesia karena ongkos kirim lebih murah.

Bagaimana peranan Indonesia dalam bisnis batu bara dunia? Ditemui Pebrianto Eko Wicaksono dari Liputan6.com di Gedung Graha Irama, Jakarta, Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Bob Kamandanu akan menjelaskannya untuk Anda.

Berikut petikan hasil wawancaranya seperti ditulis Kamis (14/11/2013):


Berapa besar cadangan batubara Indonesia?


Sumberdaya sekitar 168 miliar ton, sementara kalau cadangan terbukti 28 miliar ton


Berada di wilayah mana saja?


Itu fifty-fifty antara Sumatera dan Kalimantan. Sisanya sedikit di Sulawesi, Irian Jaya, sedikit di Jawa.

Saat ini berapa produksi batu bara Indonesia?

Produksi sekitar  400 juta ton yang dipakai di dalam negeri sekitar 65 juta ton

Untuk domestik, siapa saja pembelinya?

Hanya PT PLN (Persero), pabrik semen dan beberapa pabrik kecil dari dalam negeri. Kalau luar negeri, kebanyakan pembangkit tenaga listrik.

Kalau keluar negeri, ke negara mana saja?

Hong Kong, Taiwan, China, Korea Selatan, Jepang, India, Eropa, Italia juga ada yang beli dan beberapa yang lain.

Di dunia, Indonesia produsen batu bara nomor berapa?

Di dunia ini hanya ada 5-6 negara yang memproduksi batu bara. Pertama terbesar adalah China sebesar 3,6 miliar ton, tapi semuanya dipakai di dalam negeri karena memang besar sekali kebutuhannya.

Di posisi kedua, Amerika Serikat produksi sekitar 800 juta-1 miliar ton. Produksinya kebanyakan dipakai di dalam negeri, hanya sedikit yang di ekspor. Ketiga Indonesia dengan tingkat produksi 400 juta ton, namun produksinya kebanyakan diekspor.

Jadi Indonesia itu, kenapa dikatakan terbesar itu ekspornya bukan produksinya. Kita tercatat sebagai eksportir thermal coal terbesar. Kalau Australia ada cooking coal juga yang terbesar.

Apa keunggulan batu bara Indonesia dibanding negara lain?

Sebetulnya keunggulan batu bara Indonesia itu bukan kualitas tapi proximity (kedekatan), Indonesia dekat sekali dengan the growing breath of Asia, mereka dengan mudah membeli dengan cepat. Kebetulan tren kualitasnya juga yang medium ke bawah, harga lebih murah jadi kencang permintaannya,

Kalau kelemahannya?

Kelemahannya sendiri karena Indonesia itu kualitas batubaranya seperti supermarket-lah,  dari yang terbaik sampai yang terjelek itu ada di Indonesia. Yang terbanyak kualitas menengah ke jelek. Kalau Australia konsisten produksi batu bara berkalori dalam menengah dan bagus, jadi harganya di atas. 

Kelemahannya di Indonesia kalau ada yang minta high quality (kualitas tinggi) kita tidak punya dalam jumlah besar. kalau ada regulasi domestic market obligation dipukul rata 25%, kalau 7 ribu mana bisa jual dalam negeri ngga ada yang minta.

Pembatasan ekspor akan dilakukan, bagaimana tanggapan Anda?

Itu sebetulnya pendapat dari kami juga, sederhana hukum ekonomi supply (pasokan) dan demand (permintaan) kalau hari ini oversupply sebaiknya tahan supply agar demand naik dan harga naik. Jadi pembatasan itu jangan diambil secara negatif  dan yang bisa melakukan ini adalah pemerintah.

Ditahan orang yang mau expand tahun ini mereka produksi 40 juta ton, tahun depan mau produksi 50 juta ton, ditahan 42 juta ton sajalah, supaya demand tinggi dan harga mendongkrak naik dan ini salah satu yang akan kita rencanakan di Global Coal Summit bagaimana caranya kita mengakali keadaan ini.

Kebijakan itu bakal banyak manfaatnya?


Seharusnya begitu, jelas hukum supply dan demand kalau terlalu banyak dilempar ke pasar harga pasti akan terus rendah. (Pew/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini