Sukses

Elpiji 12 Kg Naik, Beban Subsidi Gas 3 Kg Melonjak

Rencana PT Pertamina (persero) menaikkan harga gas elpiji 12 kilogram (kg) terus menuai pro dan kontra.

Rencana PT Pertamina (persero) menaikkan harga gas elpiji 12 kilogram (kg) terus menuai pro dan kontra. Kali ini giliran Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang menilai dampak kebijakan Pertamina tersebut akan mendorong terjadinya perpindahan pola konsumsi di masyarakat dari elpiji  12 kg ke 3 kg.

Anggota Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengakui jika Pertamina berhak menaikkan harga elpiji 12 kg. Apalagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini mengaku terus merugi akibat menjual elpiji di bawah harga keekonomian.

"Tapi kebijakan ini akan berdampak luas dan serius, "ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (26/11/2013).

Dia menyebutkan kenaikan harga elpiji 12 kg memberikan beberapa dampak. Mulai dari kian tingginya disparitas harga elpiji 12 kg dengan 3 kg. Perbedaan disparitas ini kemudian memicu migrasi perpindahan konsumsi gas di masyarakat dari 12 kg ke 3 kg.

Padahal, kata dia, selama ini gas 3 kg masih disubsidi pemerintah. Saat ini saja, konsumsi gas 3 kg sudah melonjak 12% dari awal-awal program konversi minyak tanah ke gas berlaku.

Perubahan pola konsumsi yang terjadi dipastikan akan mendorong subsidi pemerintah untuk elpiji 3 kg bisa kian membengkak.

Nantinya, menurut Tulus, pengguna elpiji 3 kg yang utamanya ditujukan bagi masyarakat kelas menengah bawah, akan menjadi lebih. "Orang kaya nanti akan tidak malu-malu lagi memakai gas 3 kg," jelas dia.

Dia pun meminta pemerintah lebih bijaksana dalam menyikapi persoalan harga gas 12 kg ini. Hal ini untuk mencegah pengguna gas 3 kg tidak membeludak yang menambah beban subsidi dan pada akhirnya merugikan pemerintah sendiri.

"Pemerintah harus bersikap lebih win win solution dan Pertamina juga tidak rugi terus karena tidak bisa rugi dalam bisnis," tandas dia.

Rencana kenaikan harga elpiji 12 kg ini diungkapkan Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan yang memastikan harga elpiji 12 kilogram (kg) bakal naik pada awal tahun depan.

Kenaikan harga tersebut dilakukan guna menekan kerugian yang harus ditanggung perseroan akibat penjualan elpiji non subsidi tersebut.

Orang nomor 1 di Pertamina ini menyebutkan, perseroan harus menanggung kerugian Rp 20 triliun dalam lima tahun terakhir. Kerugian itu disebabkan perusahaan pelat merah itu menjual elpiji 12 kg lebih murah dari harga keekonomian.

Menurut data Pertamina, harga jual elpiji saat ini sekitar Rp 5.750 per kg, sedangkan harga keekonomiannya fluktuatif berkisar Rp 11 ribu per kg. (Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.