Sukses

Krisis Air Intai Masyarakat Indonesia

Indonesia khususnya Jakarta terancam mengalami krisis air jika pemerintah tak segera mengambil langkah nyata untuk menjaga pasokan air.

Indonesia khususnya Jakarta terancam mengalami krisis air jika pemerintah tak segera mengambil langkah nyata untuk menjaga pasokan air di negara ini.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, perubahan global yang terjadi telah merubah lingkungan menjadi semakin buruk.

"Sisi lain perubahan terjadi secara global saat ini yang disebut degradasi lingkungan juga mempengaruhi permukaan laut meningkat 0,5 cm pertahun," ujar dia, Selasa (26/11/2013).

Hal tersebut dapat terlihat dari penurunan permukaan tanah. Kondisi ini membuat beberapa tempat di Indonesia mengalami banjir saat air laut pasang. Bahkan telah menenggelamkan beberapa pulau.

Selain itu, terjadinya perluasan resapan air laut yang mengancam keberadaan air tanah tidak bisa lagi dimanfaatkan masyarakat.

"Saya sedikit melihat yang terjadi permukaan akan meluas, induksi air laut mempengaruhi air tanah, banjir pinggir pantai mungkin menenggelamkan beberapa pulau. Ternyata pulau kita itu sekarang tidak 17 ribu ternyata sudah 16 sekian. Apakah satelitnya lebih tajam, atau beberapa pulau telah tengelam," jelas dia.

Selain itu, menurut dia, perubahan iklim memberikan dampak pada sektor pertanian, pangan, sumber daya alam, dan keanekaragaman hayati.

Hal ini akan membuat Indonesia khususnya Jakarta mengalami krisis air. Jabodetabek sediri sudah mengalami krisis air 7 milimeter (mm) kubik per detik.

"Integritas neraca, lingkungan air menjadi dalam upaya percepatan pembangunan ekonomi, terutama Jawa yang defisit sangat serius, tanpa perubahan iklim wilayah Jawa krisis air, utara pulau Jawa krisis sumber daya air," ungkap dia.

Dirinya mengungkapkan, untuk mengatasi hal tersebut butuh gagasan besar, selain itu juga perlu kendaraan untuk mengelola air dengan baik.

"Harus perlu gagasan besar. Curah hydrologis ke depan defisit sumber daya alam air bisa dihindari kalau mengelola cerdas dan bijak," pungkas dia. (Pew/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.