Sukses

Masyarakat RI Masih Salah Kaprah soal Investasi Emas

Emas kini menjadi instrumen investasi yang diburu masyarakat. Namun ternyata, cara masyarakat Indonesia berinvestasi emas masih salah kaprah

Emas kini menjadi instrumen investasi yang diburu masyarakat. Namun ternyata, cara masyarakat Indonesia berinvestasi emas masih salah kaprah.

Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Suwhono menilai kebiasaan masyarakat membeli emas saat harga naik ternyata belakang dengan prinsip investasi.

"Ada hal yang berbeda kalau disini. Pada saat harga turun harusnya saat itu banyak orang yang beli, tapi ini tidak. Kemarin pada saat harga naik, orang pada beli," ungkapnya saat berbincang dengan Liputan6.com yang ditulis Kamis (28/11/2013).

Menurut Suwhono, pola tersebut cenderung sudah menjadi faktor psikologis yang perlu diluruskan agar masyarakat paham dan mampu mendapatkan untung dari hasil investasinya.

"Kalau istilahnya komunikasi yang bagus kan, ketika harga rendah kita beli, harga tinggi kita jual. Tapi psikologis orang kalau merangkak ke atas malah beli.  Begitu sudah turun malah jual, ini yang perlu diluruskan," paparnya.

Sebagai perusahaan yang memproduksi dan menjual emas, Pegadaian mencatatkan sebagai satu perusahaan yang memiliki pemanfaatan produk oleh masyarakat yang masih rendah.

Hasil survei yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menghasilkan 15 orang dari 100 telah memahami Pegadaian, namun pemanfaatannya hanya sebesar 5%.

"Untuk itu, kami ke depan akan lebih memberikan sosialisasi pemahaman produk dan manfaat Pegadaian. Nanti akan kami kembangkan ke komunitas-komunitas mungkin," pungkas Suwhono.

Sementara itu, Pegadaian telah menjual emas sebanyak 2,5 ton hingga Oktober 2013, atau naik 30% dibandingkan realisasi tahun lalu sekitar 1,8 ton emas. Dari jualan emas, Pegaraian meraup omzet Rp 1,24 triliun. Angka itu sudah melampaui Rencana Kerja Anggaran perusahaan (RKAP) sebesar Rp 1,1 triliun sepanjang 2013. (Yas/NDw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.