Sukses

Rupiah Makin Mendekat ke 12 Ribu/US$, Apa Sebabnya?

Nilai tukar rupiah per dolar Amerika Serikat mendekati 12.000 pada Kamis pagi pekan ini.

Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat makin terpuruk. Tinggal beberapa poin lagi rupiah bakal tembus ke level 12.000 per dolar AS.

Pada perdagangan Kamis (28/11/2013) pukul 08.32 WIB, rupiah sempat tembus di kisaran 11.949 per dolar AS.

Sentimen positif dari dalam negeri belum mempengaruhi pergerakan rupiah. Pelaku pasar memiliki kekhawatiran terhadap ekonomi Indonesia terutama defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan.

Selain itu, pelaku pasar juga mengantisipasi pengumuman defisit neraca perdagangan pada pekan depan. Analis Bank Mandiri Renny Eka Putri menambahkan, kondisi ekonomi Amerika Serikat yang terus membaik membuat dolar Amerika Serikat semakin menguat dan imbasnya rupiah yang tertekan.

Data ekonomi Amerika Serikat mulai positif karena klaim pengangguran turun secara tak terduga dari yang diharapkan sekitar 316 ribu pada pekan ketiga November 2013. Indeks kepercayaan konsumen Amerika Serikat naik ke level 75 pada November 2013.

"Pelemahan rupiah karena sentimen domestik yang minim. Sementara itu, perkembangan Amerika Serikat positif. Di tengah kondisi ekonomi yang tak pasti ini pelaku pasar akan cenderung memegang dolar sebagai safe heaven," ujar Renny, saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (28/11/2013).

Penyebab rupiah makin melemah

Renny menambahkan, pelemahan rupiah juga dipengaruhi dari permintaan dolar tinggi dari korporasi pada akhir bulan ini. Korporasi biasanya akan membayar utang jatuh tempo.

Renny menuturkan, rupiah akan terus melemah dalam jangka pendek ini. Menurutnya, intervensi Bank Indonesia (BI) dibutuhkan agar rupiah tidak semakin terpuruk ke kisaran Rp 12.000.  Ia memproyeksikan, rupiah bergerak di kisaran Rp 11.300-Rp 11.500 pada akhir tahun 2013.

"Kalau hari ini rupiah akan bergerak di kisaran 11.700-11.997," kata Renny.

Sementara itu,  Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan menuturkan, kebutuhan dolar meningkat menjelang akhir tahun. Ditambah defisit neraca transaksi berjalan Indonesia masih besar sehingga berdampak terhadap pelemahan rupiah. Defisit transaksi berjalan sekitar US$ 8,4 miliar pada kuartal III 2013.

"Selain itu isu tapering menambah sentimen negatif untuk rupiah," kata Fauzi.

Fauzi mengatakan, saat ini belum ada pilihan banyak selain menaikkan suku bunga acuan untuk membuat rupiah positif.

"Tapi kenaikan suku bunga acuan tidak serta merta membuat rupiah langsung menguat.  Kenaikan suku bunga acuan setidaknya membuat rupiah menjadi menarik," ujar Fauzi.

Menurut Fauzi, selain menaikkan suku bunga acuan, pemerintah dapat menaikkan kembali harga bahan bakar minyak (BBM) untuk mengendalikan rupiah. Meski demikian, hal itu tidak mungkin apalagi menjelang pemilihan umum (Pemilu).

Fauzi melihat rupiah dapat tembus 12.000 per dolar Amerika Serikat. Sebelumnya rupiah berada di kisaran Rp 11.886 per dolar Amerika Serikat pada Rabu (27/11/2013). Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) juga dipatok di level Rp 11.813.  (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.