Sukses

3 Tragedi Maut Freeport Sepanjang 2013

Insiden yang menewaskan satu orang pekerja di tambang emas Freeport menambah daftar panjang kecelakaan di perusahaan tambang asal AS itu.

Seorang pekerja PT Freeport Indonesia meninggal dunia akibat tertimpa bongkahan batu yang terjadi di area tambang bawah tanah Freeport di Papua, pada Minggu, 1 Desember 2013.

Seperti dirangkum Liputan6.com, Senin (2/12/2013), dengan kejadian tersebut, sepanjang tahun ini, anak perusahaan Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc itu telah menyumbang tiga kecelakaan maut di area tambangnya di Papua.

Kecelakaan maut pertama terjadi pada Selasa, 14 Mei 2013. Sebanyak 38 pekerja tambang tertimpa robohnya atap area pelatihan tambang bawah tanah Big Gossan. Ironisnya, saat itu para pekerja tengah mengikuti refresher class mengenai materi keselamatan.

Sebagian terowongan di dalam area pelatihan ambruk para pekerja tengah berkumpul di ruang kelas bawah tanah pada 07.30 WIT. Dari seluruh pekerja yang tertimpa, sebanyak 10 orang dinyatakan selamat dan 28 pekerja tambang lainnya tewas.

Untuk mengevakuasi para korban, tak tanggung-tanggung pihak perusahaan menurunkan 200 anggota tim penyelamat yang bekerja 24 jam setiap hari. Paska kecelakaan terjadi, Freeport menutup operasinya selama 40 hari guna menghindari adanya longsor susulan. Diakui pihak perusahaan, insiden maut di fasilitas pelatihan bawah tanah Big Gossan tersebut merupakan kecekalaan terparah sejak 30 tahun beroperasi.

Insiden maut berikutnya terjadi di bulan yang sama, Jumat 31 Mei 2013. Kecelakaan tersebut merenggut seorang supir truk yang tengah melakukan tugas pemeliharaan di area Deep Ore Zone (DOZ). Salah satu pekerja tambang bawah tanah Freeport tersebut dikabarkan tertimbun lumpur basah yang tak henti mengalir menutupi truknya. Malang nasib sang supir, dia lalu menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Tembagapura.

Tragedi maut yang ketiga disebabkan longsor yang terjadi sekitar pukul 04.09 WIT, Minggu (1/12/2013) di area Loading Point 1E West Tambang Bawah Tanah DOZ. Dua korban yang tertimpa reruntuhan material tambang di area bawah tanah mile 74 itu telah berhasil dievakuasi.

Satu korban bernama Fikrizal Utama dinyatakan tewas di tempat. Sementara satu korban lainnya, Peman Gembo berada dalam kondisi kritis dan tengah menjalani perawatan intensif di RS Tembagapura.

Atas kejadian tersebut, pihak perusahaan telah mengucapkan ungkapan belasungkawanya pada keluarga yang ditinggalkan. Hingga saat ini, bersama otoritas pemerintah yang berwenang, Freeport masih melakukan investigasi terkait penyebab terjadinya longsor tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini