Sukses

Soal Hemat Energi, RI Harus Contoh Jepang

"Orang Jepang tanpa diperintah melakukan hemat energi secara masif," kata Dirjen EBTKE Ridha Mulyana.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konsevasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana mengatakan masyarakat Indonesia harus mencontoh Jepang soal penghematan energi demi generasi mendatang.

"Orang Jepang tanpa diperintah melakukan hemat energi secara masif.  Saat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima itu meledak, itu ada byarpet (mati lampu) karena mereka malakukan penghematan energi dengan tidak menyalakan AC.  Mereka pakai baju tipis," kata Rida dalam seminar nasional bertema 'Konservasi Energi' di Balai Kartini, di Jakarta, Selasa (3/12/2013).

Menurut dia, hal tersebut bisa ditiru oleh penduduk Indonesia, dengan kesadar yang berasal dari diri sendiri. Keberlangsungan energi tidak hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk generasi mendatang.

"Itu bisa dilakukan kalau dilakukan bersama-sama oleh kita dari  kita, untuk kita oleh kita, jangan sampai besok ada yang tidak kebagian, kita mematikan satu lampu bukan untuk kita tapi anak cucu kita nanti, karena menghemat dengan mencari lebih lebih murah menghemat," tuturnya.

Namun, Rida melihat masyarakat Indonesia saat ini sudah berhemat sejak pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Hal itu terlihat dari konsumsi BBM bersubsidi yang tidak melampaui kuota tahun ini.

"Konsumsi turun, sampai kemarin kuota masih under kuota. Padahal sebelumnya kita selalu jebol, premium sudah berturun di bawahnya, mungkin orang sudah sadar beralih ke BBM non subsidi," paparnya.

Meski sudah ada penghematan penggunaan BBM non subsidi, dia menyayangkan energi yang dinikmati saat ini mayoritas masih berasal dari bahan bakar fosil, yang kedepannya dipastikan akan habis.

"Sayangnya apa yang kita nikmati saat ini mungkin beberapa tahun kedepan, masih didominasi fosil base, seperti minyak bumi, gas bumi, batubara, tentu saja keberadaanya lambat laun berkurang," pungkasnya. (Pew/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.