Sukses

IICD: Manajemen Perusahaan RI Terburuk di ASEAN

Survei IICD melaporkan peringkat tata kelola manajemen perusahaan Indonesia masih kalah dari Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Perusahaan Indonesia harus segera berbenah menghadapi era persaingan bebas kawasan Asia Tenggara pada 2015. Survei terbarui dari Institute for Corporate Directorship (IICD) menunjukan cara pengelolaan bisnis perusahaan Indonesia menjadi yang terburuk di kawasan ASEAN.

Bahkan IICD melaporkan dari 479 emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, tata kelola manajemen perusahaan Indonesia masih kalah dari Thailand, Malaysia dan Singapura.

"Perusahaan Indonesia dalam peringkat yang kurang begitu bagus jika dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura, Thailand itu paling bagus, di ASEAN pun kita terburuk peringkatnya," ungkap Ketua Dewan Pengurus Institute for Corporate Directorship (IICD), Sigit Pramono di Jakarta, Rabu (4/12/2013).

Sigit menjelaskan hasil temuannya itu berasal daro survei terbaru yang dibuat IICD dalam dua tahun terakhir. Survei dilakukan terhadap beberapa perusahaan di beberapa negara ASEAN dengan fokus penelirian pada penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG).

Saat ini IICD sedang gencar melakukan sosialisasi dan pendampingan terhadap beberapa perusahaan di Tanah Air dalam menciptakan dan meningkatkan GCG demi menghadapi Asean Economic Community 2015.

"Jangan sampai masyarakat ekonomi Asean dimulai kita betul-betul peringkatnya kurang bagus atau tidak banyak perusahaan terbuka di Indonesia yang peringkatnya cukup tinggi. Ini membahayakan sekali," tegas Sigit.

IICD menjelaskan, rendahnya tata kelola manajemen perusahaanini dipicu konsep-konsep tata kelola yang kurang baik mulai dari transparansi, keterbukaan, hak-hak pemegang saham, serta pemegang saham minoritas. Bahkan dirinya menilai terdapat perusahaan terbuka yang tidak mendalami betul kriteria sebagai perusahaan tersebut.

"Dengan tata kelola yang baik, tentunya akan mendorong upaya korupsi di korporasi juga makin rendah," harap Sigit. (Yas/Shd)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.